Internasional

Cara Xi Jinping Urus Resesi Seks Dikritik, China Makin 'Tua'

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 September 2023 16:20
A man pushes a woman in a wheelchair holding a Chinese flag along a covered walkway at the Temple of Heaven in Beijing, Thursday, Oct. 1, 2020. Millions of Chinese tourists usually would use their week-long National Day holidays to travel abroad. This year, travel restrictions due to the coronavirus pandemic mean that some 600 million tourists - about 40% of the population - will travel within China during the holiday that began Thursday, according to Ctrip, China's largest online travel agency. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: Warga memegang bendera Tiongkok di sepanjang jalan Kuil Surga di Beijing, Kamis (1/10/2020). (AP / Mark Schiefelbein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah Pemerintah China untuk menghindari resesi seks dengan mengandalkan peningkatan angka kelahiran mendapatkan kritikan. Hal ini disampaikan Wakil Kepala di Universitas Renmin China, Du Peng.

Du mengatakan bahwa terlepas dari berapa banyak anak yang lahir di China, jumlah orang yang berusia 60 tahun ke atas akan meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari 500 juta pada 2050. Maka itu perlu ada langkah-langkah tambahan untuk memperkuat struktur penduduk dari dominasi kelompok tua.

"Untuk meminimalkan dampak ekonomi dari perubahan populasi tersebut, para pembuat kebijakan dapat mengambil tindakan sekarang antara lain dengan menaikkan usia pensiun, meningkatkan cakupan asuransi, dan meningkatkan partisipasi sosial para pensiunan," ujarnya, Rabu (13/9/2023), dikutip CNBC International.

Du adalah direktur Institut Gerontologi universitas tersebut, yang berarti berhubungan dengan orang lanjut usia. Ia juga merupakan anggota komite ahli Kementerian Urusan Sipil China.

Pertumbuhan populasi China telah melambat seiring dengan menurunnya angka kelahiran dan peningkatan angka harapan hidup. Dalam sepuluh tahun terakhir, Beijing telah mulai melonggarkan kebijakan ketat yang selama sekitar tiga dekade membatasi setiap rumah tangga hanya memiliki satu anak.

Tingginya biaya pendidikan dan perumahan, terutama di kota-kota besar dimana terdapat lebih banyak lapangan kerja, juga telah membuat rumah tangga enggan memiliki anak.

Banyak negara dengan situasi serupa juga menghadapi masalah populasi menua, yang mana angkatan kerja muda yang semakin menyusut harus mendukung sebagian besar populasi.

Du mengatakan bahwa ia sangat memperhatikan bagaimana negara-negara lain seperti Irlandia dan Prancis mengatasi masalah populasi menua. Dia juga mengatakan China meningkatkan komunikasi dengan para sarjana Korea Selatan dan Jepang mengenai topik ini.

Baru pada tahun 2018, saat mengunjungi Singapura, dia mengatakan untuk pertama kalinya ditanya tentang pengalaman China dalam menangani masalah populasi menua.

"Negara ini (China) menghadapi situasi unik dimana sebagian besar lansia tinggal di daerah pedesaan dibandingkan di kota," tambah Du.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fenomena Resesi Seks Kian Ngeri di China, Pemuda Ogah Menikah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular