Internasional

Putin-Kim Jong Un 'Empat Mata' di Pelosok Rusia, Bahas Ini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 September 2023 13:55
Presiden Rusia Valdimir Putin, dan Pemimpin Korea Utara Kim jong Un saat pertemuan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur timur jauh, Rusia, Rabu (13/9/2023). (Sputnik/Vladimir Smirnov/Pool via REUTERS)
Foto: Presiden Rusia Valdimir Putin, dan Pemimpin Korea Utara Kim jong Un saat pertemuan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur timur jauh, Rusia, Rabu (13/9/2023). (Sputnik/Vladimir Smirnov/Pool via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa (12/9/2023). Pertemuan itu diadakan di Kosmodrom Vostochny, yang terletak di wilayah terpencil Amur, Rusia.

Kim tiba dengan kereta lapis baja pribadinya di stasiun Khasan, pintu gerbang kereta api utama ke Timur Jauh Rusia dari Korut. Kim difilmkan turun dan bertemu dengan Menteri Sumber Daya Alam Rusia Alexander Kozlov sebelum melanjutkan perjalanan ke utara.

Keduanya terlihat tersenyum saat berjalan memasuki sebuah gedung diikuti oleh delegasinya. Kim disebut menerima sambutan VIP setibanya di Rusia pada Selasa, dengan pengawal kehormatan militer dan lagu kebangsaan kedua negara diputar.

"Kunjungan Kim merupakan perwujudan jelas bahwa Korut memprioritaskan kepentingan strategis hubungannya dengan Rusia," demikian yang dilaporkan media Pyongyang, KCNA.

Kim dilaporkan didampingi oleh para pejabat senior industri senjata dan militer, kemudian melanjutkan perjalanannya dan mungkin bertemu Putin pada hari Rabu setelah Forum Ekonomi Timur di kota pelabuhan Rusia, Vladivostok, tempat Putin telah tiba.

Pertemuan keduanya diperkirakan akan fokus pada kesepakatan militer baru. Ini terkait dengan harapan Presiden Putin yang disebut-sebut berharap persenjataan Pyongyang dapat membantunya meraih kesuksesan dalam langkahnya di Ukraina.

"Kekurangan amunisi telah memaksa Rusia untuk menghemat peluru dan roketnya, memberlakukan batas tembakan harian, dan lebih fokus pada jenis amunisi berpemandu presisi dibandingkan volume tembakan," kata Michael Kofman, peneliti senior di Program Rusia dan Eurasia di Carnegie Endowment, kepada The Guardian.

"Rusia sedang memobilisasi produksi, namun outputnya tidak akan mampu memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, mereka cenderung mencari impor dari sumber manapun yang dapat membantu menutup defisit."

Rusia sendiri dilaporkan telah menggunakan persenjataan buatan negara lain untuk menyerang Ukraina. Moskow mengandalkan Iran untuk drone kamikaze, Belarusia untuk kendaraan lapis baja, dan Korut untuk amunisi.

Siemon Wezeman, peneliti senior di Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, mengatakan "sangat mungkin" Korut memiliki persediaan amunisi dalam jumlah besar yang dapat digunakan oleh Rusia.

"Apakah ada kesepakatan yang dicapai masih harus dilihat," katanya. "Kami tidak akan mengetahui secara pasti sampai ada bukti kuat bahwa Rusia telah menggunakan senjata dan amunisi Korea Utara di medan perang di Ukraina," tambahnya.

Meski begitu, analis militer Rusia dari The Fletcher School of Law and Diplomacy di Tufts University di Massachusetts, Pavel Luzin, mengatakan kepada bahwa pertemuan puncak Kim-Putin mungkin tidak banyak membantu meredakan permasalahan di medan perang Rusia.

"Pyongyang tidak mampu banyak membantu Rusia. Jumlah pelurunya terbatas, dan kualitasnya rendah," pungkasnya.

Jalannya Pertemuan

Dalam pertemuan tersebut, Putin menjanjikan bantuan kepada Korea Utara untuk membangun satelit.

Ketika wartawan bertanya apakah Rusia akan membantu Kim membangun satelit, Putin menjawab: "Itulah sebabnya kami datang ke sini. Pemimpin DPRK menunjukkan minat besar pada teknik roket; mereka juga mencoba mengembangkan ruang angkasa," katanya seperti dikutip Reuters.

Menanggapi pertanyaan apakah dia dan Kim akan membahas masalah militer, Putin mengatakan mereka akan membahas semua masalah. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menghadiri pembicaraan tersebut.

"Saya senang bertemu Anda," kata Putin sambil menjabat tangan Kim selama sekitar 40 detik di Vostochny. "Ini adalah kosmodrom baru kami."

Putin juga mengucapkan selamat kepada Kim pada hari jadi Korea Utara, termasuk 75 tahun sejak berdirinya Korea Utara pada tahun 1948.

Melalui seorang penerjemah, Kim mengucapkan terima kasih kepada Putin atas undangannya dan kehangatan sambutannya. Dia kemudian menandatangani buku pengunjung dalam bahasa Korea: "Kemuliaan bagi Rusia, yang melahirkan penakluk luar angkasa pertama, akan abadi."

Televisi pemerintah Rusia mengatakan Kim menanyakan sejumlah besar pertanyaan rinci kepada Putin selama turnya di fasilitas luar angkasa.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kim Jong Un Sumpah Setia kepada Putin, Dukung Rusia 100%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular