Teguran Keras DPR ke Jokowi, Impor Tak Ngefek ke Harga Beras
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi IV DPR mengkritik kebijakan impor beras yang ditetapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, kebijakan itu dianggap tak memiliki efek menurunkan harga beras di dalam negeri.
Hari ini, Rabu (13/9/2023), harga beras terpantau naik lagi. Panel Harga Badan Pangan (data diakses pukul 11.51 WIB) menunjukkan, harga beras medium dilaporkan 'meledak' Rp120 ke Rp12.860 per kg dan beras premium terbang Rp130 ke Rp14.520 per kg (data pukul 11.51 WIB).
"Fraksi Partai Persatuan Pembangunan menyetujui pagu anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2024 sebesar Rp14,734 triliun," kata Anggota Komisi IV DPR Ema Umiyyatul Chusnah dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan saat Rapat Kerja Komisi IV DPR dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Rabu (13/9/2023).
Namun, Ema kemudian menimpali persetujuannya itu dengan kritik kepada pemerintah terkait harga beras.
"Ada beberapa saran dan pertanyaan dari fraksi kami. Pertama, kenaikan harga yang terjadi pada sejumlah pangan, diantaranya beras. Harga beras premium mengalami kenaikan mencapai Rp14.400 per kg. Harga beras diprediksi akan terus naik dalam beberapa waktu ke depan," kata Ema.
"Fraksi kami menilai kebijakan impor beras belum mampu mengatasi masalah, baik harga maupun ketersediaan beras di dalam negeri. Kami meminta pemerintah memiliki strategi kebijakan jangka panjang terkait masalah itu," tambahnya.
Seperti diketahui, pemerintah memerintahkan Perum Bulog mengimpor beras konsumsi untuk mengisi cadangan beras pemerintah (CBP) yang terus menyusut sejak akhir kuartal tahun 2022 lalu. Di saat bersamaan, harga beras merangkak naik sejak Agustus 2022, dan dalam sebulan terakhir terus melonjak signifikan, bahkan berulang kali cetak rekor.
Pada akhir tahun 2022, Bulog diperintahkan mengimpor 500 ribu ton beras, yang realisasinya berlanjut sampai awal tahun 2023.
Kemudian, pada Maret 2023, Bulog kembali diperintahkan mengimpor 2 juta ton beras. Di mana, hingga saat ini, proses pemasukan masih terus berjalan.
Mengutip paparan Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Epi Sulandari dalam rapat yang sama, dari total kuota impor yang ditugaskan, sisa yang dijadwalkan masuk pada periode 1 September-31 Desember 2023 adalah sebanyak 453 ribu ton.
Sementara itu, Ema mengatakan, harga beras diprediksi akan terus meningkat karena tambahan stok beras yang tidak seperti biasanya. Sedangkan, permintaan beras diprediksi akan tetap stabil bahkan diperkirakan meningkat di akhir tahun.
"Belum lagi perubahan iklim yang memicu kekeringan yang membuat produksi padi berkurang. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan mengusulkan anggaran tambahan pangan untuk meningkatkan produksi di dalam negeri, bukan untuk impor pangan," tukasnya.
"Kenaikan harga pangan berdampak pada masyarakat kelas menengah ke bawah. Pemerintah harus memiliki data stok pangan yang valid untuk menentukan langkah dan kebijakan yang tepat dalam menghadapi El Nino dan memenuhi kebutuhan pangan," pungkas Ema.
Sementara itu, rapat kerja tersebut memutuskan, Komisi IV DPR menyetujui Pagu Anggaran Kementan Tahun Anggaran 2024 sesuai hasil pembahasan RUU APBN Tahun 204 oleh Badan Anggaran DPR yang semula Rp14,658 triliun, mengalami penambahan Rp76,811 triliun, menjadi Rp14,734 triliun.
(dce/dce)