Ternyata DKI Jakarta Punya Stok Beras Untuk 11 Bulan
Jakarta, CNBC Indonesia - DKI Jakarta ternyata memiliki stok beras yang cukup untuk sekitar 11 bulan. Hal itu mengacu data stok yang diungkapkan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi yang menyebutkan ada sekitar 100.000 ton beras yang tersedia di wilayah DKI Jakarta.
Di sisi lain, Arief mengatakan, pihaknya akan terus mengguyur beras cadangan pemerintah (CBP) yang ada di gudang Perum Bulog ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) lewat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Hal itu, kata dia, sesuai dengan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Perintahnya langsung bukan dari siapa-siapa, perintahnya dari Pak Presiden. Karena Gubernur DKI concern mengenai kenaikan harga beras. Kemarin di Kelapa Gading (Jakarta Utara) beliau juga sampaikan, meminta tolong supaya pemenuhan kebutuhan, termasuk Pasar Induk Beras Cipinang. Jadi berapapun yang diminta PIBC nanti titip ke Pak Dirut Food Station (Pamrihadi Wiraryo)," kata Arief saat peluncuran SPHP di PIBC bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Rabu (13/9/2023).
"Bulog itu kan punya stok. Di Jakarta ini kemarin 50.000-100.000 ton beras ada, sehingga ini harus didistribusikan. Kebutuhan Jakarta total 1 bulan itu sekitar 9.000 ton (beras). Nanti Bu Asisten (Perekonomian dan Keuangan Setda DKI Jakarta Sri Haryati), Kepala Dinas akan memastikan pasar mana saja. Jakarta ini keren punya BUMD Pangan, ada Pasar Jaya dan Food Station," tambahnya.
Dia mengungkapkan, rencananya sebanyak 9.000 ton beras SPHP akan digelontorkan ke PIBC. Namun untuk saat ini, pihaknya masih baru akan memasok beras ke PIBC sebanyak 1.000 sampai dengan 3.000 ton. Alasannya, dia masih ingin pedagang beras di PIBC memiliki mitra pedagang sampai ke eceran, atau downline. Dengan lokasi yang bisa diverifikasi.
Untuk itu, jelas Arief, data downline akan dikumpulkan oleh pihak Pasar Jaya, kemudian diverifikasi oleh Pemda DKI Jakarta, dan selanjutnya akan dimonitor harganya oleh Satgas Pangan. Di mana, harga beras SPHP di konsumen dipatok maksimal Rp10.900 per kg.
"Spanduk-spanduk ini nanti akan dipasang di seluruh pasar, di lapak/toko teman-teman pedagang Pasar Induk Beras Cipinang," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf mengatakan, pihaknya akan selalu mengawasi dari hulu hingga hilir. Dia menuturkan, Satgas Pangan Polri juga melakukan rapat teknis terkait titik-titik mana saja yang jadi perhatian atau fokus pengawasan, mulai dari perencanaan sampai end user menerima beras tersebut.
"Jadi sudah tidak ada masalah karena sudah rutin kita laksanakan, kita tetap berkolaborasi dengan Kementerian terkait, Bapanas, Pertanian, Bulog, Pemda, semuanya kita bersama-sama, termasuk APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) nya. Jadi bukan hanya kami saja, tapi APIP juga dilibatkan di sana," kata Helfi.
(dce)