RI Mau Ekspor Listrik ke Singapura, DEN: Harusnya Lewat PLN

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
12 September 2023 18:56
Melihat Gardu Induk 150kV Kendari. CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Energi Nasional (DEN) mengusulkan agar kegiatan ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura nantinya dilakukan melalui PT PLN (Persero).

Anggota DEN Herman Darnel Ibrahim mengungkapkan bahwa jika nanti Indonesia mengekspor listrik bersih berbasis energi terbarukan ke Singapura, maka disarankan dilakukan melalui jaringan yang dimiliki oleh PLN.

Dia beralasan, bila suatu waktu Indonesia mengalami kekurangan pasokan listrik, maka Indonesia bisa juga melakukan impor listrik dari Singapura. Ketika ini dilakukan melalui PLN, maka kelebihan atau kekurangan pasokan listrik dalam negeri mudah terdeteksi.

Sementara Singapura, lanjutnya, kemungkinan menginginkan impor listrik dari Indonesia langsung berasal dari pengembang pembangkit listriknya, sehingga tidak melalui jaringan transmisi PLN. Pasalnya, Singapura menganut mekanisme pasar listrik kompetisi atau dikenal wholesale electricity market, di mana pengembang pembangkit listrik dibiarkan berkompetisi untuk masuk ke jaringan interkoneksi, termasuk ke konsumen.

"Ini menurut DEN tidak baik bagi Indonesia. Jadi, ekspor itu harus melalui jaringan, jadi berati melalui PLN atau PLN Batam, baru ekspor," jelasnya dalam dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (12/9/2023).

"Tujuannya apa? Jadi supaya kita kalau ada shortage kita nggak selalu ekspor. Ketika kita kurang ya kita tidak ekspor. Tapi kalau dia langsung (dari pembangkit) tentu nanti pelakunya itu, perusahaan itu sendiri misal perusahaan X pembangkitnya langsung (ekspor)," jelasnya.

Seperti diketahui, pada Jumat (08/09/2023) lalu baru ditandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Arifin Tasrif dan Second Minister for Trade and Industry Singapura, Tan See Leng, di Kantor Kementerian ESDM.

MoU ini berisi kesepakatan terkait kerja sama energi rendah karbon dan intekoneksi listrik lintas batas antara Indonesia dan Singapura. Singapura diperkirakan butuh impor listrik sekitar 2 Giga Watt (GW) dari Indonesia atau separuh dari total kebutuhan impor mereka hingga 2035.

Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin mengungkapkan Singapura membutuhkan impor listrik sebesar 4 Giga Watt (GW) hingga 2035. Adapun pasokan dari Indonesia setidaknya dibutuhkan hingga 50% dari kebutuhan impor tersebut, yakni sebesar 2 GW.

"Yang kita dengar bahwa saat ini Singapura itu sampai 2035 memproyeksikan akan membeli 4 GW AC green electricity yang datang dari solar (pembangkit surya), itu berarti Giga Watt peaknya dikali 6 dan Indonesia saat ini sudah dapat approval alokasi dari Indonesia sekitar 50%," ungkapnya pada acara Konferensi Pers Indonesia Sustainability Forum (ISF), di Park Hyatt, Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Selain itu, Rachmat menjelaskan bahwa Indonesia diperkirakan akan mulai melakukan ekspor listrik ke Singapura pada tahun 2026 hingga 2027 mendatang.

"Untuk tahunnya itu bisa jadi pada saat mulai mungkin pada saat 2026-2027 ya mulainya," tambahnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap RI Bakal Jual Listrik ke Singapura 2 Giga Watt!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular