Tiru Aksi Jokowi, PM Malaysia Setop Ekspor Mineral Mentah Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Malaysia kini tengah menyusun kebijakan larangan ekspor mineral mentah, seperti halnya yang kini telah dilakukan Pemerintah Indonesia.
Adapun komoditas yang ekspornya akan dilarang di Malaysia yaitu logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, kebijakan larangan ekspor logam tanah jarang ini untuk menghindari "eksploitasi dan habisnya sumber daya alam, dan menjamin adanya tingkat pengembalian yang lebih maksimal", seperti dikutip dari kantor berita Nikkei, Selasa (12/09/2023).
"Rincian pemetaan dari logam tanah jarang dan keseluruhan gambaran mengenai model bisnis industri hulu, midstream, dan hilir akan dikembangkan untuk memastikan rantai pasok dari logam tanah jarang ini dilakukan di dalam negeri," ungkap Anwar di parlemen, Senin (11/09/2023), dikutip dari Nikkei.
Namun demikian, Anwar tidak menyebut secara pasti kapan larangan ekspor logam tanah jarang ini akan dilakukan.
Perlu diketahui, Malaysia menyimpan sumber daya monasit dan xenotim yang merupakan bagian dari unsur logam tanah jarang yang penting untuk elektronik berteknologi tinggi dan teknologi energi baru terbarukan.
Unsur logam tanah jarang di Malaysia dikabarkan terdapat di 13 negara bagian, baik di Malay Peninsula maupun Pulau Borneo.
Pernyataan PM Malaysia Anwar Ibrahim ini seolah menegaskan apa yang telah disepakati pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta, 5-7 September 2023 lalu.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) sepakat untuk mendorong hilirisasi industri.
Jokowi menyebut, ini dilakukan untuk menyejahterakan rakyat di masing-masing negara.
"Indonesia dan ASEAN juga terus mensuarakan kepentingan negara Pasifik, kepentingan negara berkembang, termasuk hak untuk mensejahterahkan rakyatnya melalui hilirisasi industri," tutur Jokowi saat konferensi pers penutupan KTT ke-43 ASEAN di JCC, Jakarta, Kamis (07/09/2023).
Tak hanya itu, lanjutnya, pengembangan end to end ekosistem kendaraan listrik juga didukung penuh oleh China, Jepang, dan Korea Selatan.
"Dan kesepakatan di bidang ini alhamdullilah juga berhasil kita capai untuk pengembangan end to end ekosistem EV yang didukung penuh RRT (China), Jepang dan Korea," ucapnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi selalu menggaungkan pentingnya hilirisasi, baik ke pihak domestik maupun dunia internasional. Salah satu kesuksesan Pemerintahan Jokowi yaitu hilirisasi nikel, di mana salah satu kebijakannya yaitu melarang ekspor bijih nikel sejak 2020 dan mendorong hilirisasi nikel di dalam negeri.
Presiden pun kerap membanggakan, dengan kebijakan hilirisasi, maka nilai tambah semakin bersar dirasakan oleh negara.
Jokowi sempat menjabarkan, nilai ekspor nikel RI melejit menjadi US$ 33,8 miliar atau sekitar Rp 510 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) pada 2022 lalu.
Sementara, apabila dibandingkan pada masa 2014 - 2015 sebelum program hilirisasi dijalankan, nilai ekspor nikel yang masih berupa bijih hanya tembus US$ 1,1 miliar - US$ 2,1 miliar.
"Setelah hilirisasi menjadi Rp 510 triliun, dari nikel kembali lagi dari US$ 2,1 billion melompat menjadi US$ 33,8 billion, berarti melompatnya berapa kali," ujar Jokowi beberapa waktu lalu.
(wia)