Anak Tak Lulus CPNS, Presiden Jokowi Lakukan Hal Bijak Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas menceritakan tentang gagalnya putri Presiden Joko Widodo saat mengikuti seleksi CPNS.
Kegagalan ini justru menjadi contoh bijak bagi seorang pemimpin. Ini dia ceritakan saat memberikan contoh bagaimana proses seleksi CPNS pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah sangat transparan dan berbasis kompetensi.
Menurutnya, proses seleksi CPNS berbasis Computer Assisted Test (CAT) itu menjadi jawaban untuk melahirkan birokrat yang berkualitas dan berkelas dunia.
"Untuk birokrasi berkelas dunia terkait ASN presiden telah memberi contoh. Kita masih ingat di awal-awal dahulu Putri Presiden itu tes ASN tidak lolos," kata Anas dalam acara Town Hall Meeting BRIN di Jakarta, Selasa (5/9/2023).
"Bahkan sampai sekarang putrinya tidak bisa jadi ASN karena pernah tes ikut CPNS sistem CAT tidak lolos. Presiden telah memberi contoh bagaimana transparansi dan akuntabilitas untuk tes ASN sejak periode beliau," tegasnya.
Presiden Jokowi memiliki seorang putri, yakni Kahiyang Ayu. Adik dari Gibran Rakabuming Raka (Walikota Solo) dan kakak dari Kaesang Pangarep itu pernah mengikuti seleksi CPNS di Solo yang digelar pada Oktober 2014. Namun, dirinya tidak lolos.
Tepat pada bulan tersebut, Jokowi sebenarnya dilantik menjadi presiden pada putaran pertama. Namun, Jokowi sama sekali tidak melakukan praktik 'titip'.
Lain cerita dengan proses seleksi CPNS sebelum masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Anas mengklaim, saat itu para CPNS atau aparatur sipil negara (ASN) banyak yang masuk ke pemerintahan, khususnya pemerintahan daerah karena ada hubungan kekerabatan dengan birokrat.
"Ini berbeda dengan dulu isinya ASN di daerah itu PDAM, ponakan dan anak menantu karena tinggal isi siapa, formasinya enggak disesuaikan dengan kelulusannya. Jadi mau bikin formasi nunggu lulusan ponakannya jurusannya apa. Kalau enggak ASDP, anak saudara dan ponakan, sama aja. Ini dulu, tapi sekarang enggak bisa," ujar Anas.
Kendati begitu, Anas mengatakan, para birokrat di daerah tidak pernah kehilangan cara untuk merekrut sanak saudaranya sebagai pegawai pemerintahan.
Alhasil, banyak di antara mereka mengambil jalur dengan membuka rekrutmen tenaga non-ASN atau yang juga dikenal sebagai tenaga honorer.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo: Ada yang Mau Pisahkan Saya dan Jokowi
