Luhut Ungkap Peluang Bisnis Baru di RI: Penyimpanan Karbon!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
11 September 2023 11:56
Menkomarves Luhut B Pandjaitan saat menghadiri acara 'Nickel Conference 2023' secara virtual, Selasa (25/7/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menkomarves Luhut B Pandjaitan saat menghadiri acara 'Nickel Conference 2023' secara virtual, Selasa (25/7/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan berbicara mengenai peluang bisnis baru bagi Indonesia. Yakni penangkapan dan penyimpanan emisi karbon melalui Carbon Capture and Storage (CCS).

Menko Luhut menyampaikan, sejak awal tahun 2023 ini, Indonesia sudah menaruh perhatian khusus dalam pengembangan potensi CCS. Hal itu upaya bagi Indonesia untuk menangkap peluang bisnis dan investasi melalui CCS.

Maklum, Indonesia sendiri diperkirakan bisa menangkap dan menyimpan karbon hingga 400 Giga Ton. "Potensi penyimpanan di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 400 Giga Ton yang memberikan peluang bisnis dan investasi yang signifikan di negara ini," terang Menko Luhut dalam acara International & Indonesia CCS Forum 2023, Senin (11/9/2023).

Adapun, kata Menko Luhut, pengembangan CCS di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Hal itu didukung oleh wilayah-wilayah Indonesia yang memiliki sumber daya yang diperlukan dalam penyimpanan CO2 itu, begitu juga dengan industri yang berdekatan untuk transportasi karbon internasional.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia sendiri sudah membuat regulasi baru berkenaan dengan perdagangan karbon dalam hal ini adalah Peraturan OJK Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon (POJK Bursa Karbon).

Maka dari itu, Luhut bilang, penerapan pajak karbon regional bisa memberikan dorongan ekonomi pada proyek CCS ini. Fasilitas minyak dan gas yang ada mulai dari Aceh, Jawa Utara, Kalimantan dan daerah terkait di Papua secara teknis layak untuk dioperasikan oleh CCS.

"Dengan mendorong kolaborasi dan berbagi pengetahuan, kita dapat memanfaatkan potensi penuh CCS untuk mewujudkan masa depan berkelanjutan di Asia Tenggara," tandas Luhut.

Luhut mencatat, investasi global dari pengembangan CCS baru-baru ini mencapai sekitar US$ 6,4 miliar. Adapun negara-negara Asia sendiri memberikan kontribusi sebesar US$ 1,2 miliar. "Indonesia seharusnya menjadi bagian utama dari investasi teknologi," ungkap Luhut.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gak Main-Main, RI Bisa Tampung 600 Giga Ton Karbon di Dalam Tanah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular