Jokowi & PM China Bahas Kereta Cepat Hingga Megaproyek IKN

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
08 September 2023 17:52
KCIC melalui kontraktor Kereta Api Cepat mulai menguji cobakan rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau Kereta Penumpang KA Cepat relasi Jakarta-Bandung. (Dok. KCIC)
Foto: Kereta Penumpang KA Cepat relasi Jakarta-Bandung. (Dokumentasi KCIC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (8/9/2023). Dalam pertemuan itu dibahas mengenai investasi hingga perdagangan antar kedua negara.



Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan dalam pertemuan itu dibahas mengungkapkan pembahasan yang dilakukan pertama mengenai hasil pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Jokowi ketika di Chengdu, China pada Juli silam, terkait komitmen investasi supaya segera direalisasikan

"Presiden menyampaikan dan mencatat bahwa terdapat komitmen investasi baru sebesar US$ 21,7 miliar dan komitmen perluasan investasi US$ 44,89 miliar yang waktu itu disampaikan pada saat pertemuan bisnis di Chengdu," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Dalam hal kerja sama infrastruktur, Retno mengatakan  pemerintah Indonesia berharap proyek kerja sama kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dapat segera terselesaikan.

Jokowi juga mendorong implementasi konkret kerja sama antara Indonesia dan RRT dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Presiden juga mendorong implementasi konkret kerja sama OIKN dengan Shenzhen untuk perencanaan pembangunannya. Dan mengajak partisipasi aktif sektor swasta dan BUMN RRT di sektor konstruksi pembangunan IKN," imbuhnya.

Pada pertemuan tersebut, Menlu menyampaikan bahwa kedua pemimpin negara juga membahas terkait optimalisasi kerangka kerja sama di bidang perdagangan dan investasi yang menguntungkan. Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara meminta RRT menambah daftar ekspor produk Indonesia ke sana.

"Bapak presiden mendorong peningkatan kerja sama perdagangan antara lain meminta dukungan untuk penambahan daftar ekspor seperti sarang burung walet dari Indonesia, kemudian pembukaan pasar bagi durian serta hasil pertanian dan hasil laut Indonesia," lanjutnya.

Sementara dalam hal konektivitas udara, presiden memandang bahwa kerja sama antara Indonesia dengan RRT belum mencapai kapasitas yang maksimal. Untuk itu, Presiden mendorong penambahan penerbangan dari wilayah Indonesia menuju RRT.

"Konektivitas udara kedua negara belum mencapai kapasitas maksimal, tadi juga disebut oleh PM Li. Dan presiden mengharapkan ada penambahan penerbangan langsung yang menghubungkan kota-kota penting di Indonesia dan Tiongkok," kata Retno.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamen BUMN: Usulan Subsidi Tiket KA Cepat Masih Nihil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular