Jokowi & Presiden Korea Bicarakan MRT Fase 4, Dimulai di 2024

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
08 September 2023 17:47
President Joko Widodo (right) welcomes the arrival of the President of South Korea Yoon Suk Yeol, before the 24th ASEAN-Republic of Korea (ROK) Summit at the Jakarta Convention Center, Jakarta, Wednesday (6/9/2023). Media Center of the ASEAN Summit 2023//Dwi Prasetya/foc/Int.

 *** Local Caption *** Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut kedatangan Presiden Republik Korea Selatan Yoon Suk Yeol, sebelum ASEAN-Republic of Korea (ROK) Summit ke-24 di Jakarta, Rabu (6/9/2023). Media Center KTT ASEAN 2023/Dwi Prasetya/foc.
Foto: Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (ANTARA FOTO/DWI PRASETYA

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (8/9/2023). Dalam pertemuan itu ada beberapa proyek investasi yang dibahas.


 
"Terkait Korea Selatan, kerja sama infrastruktur dan mengharapkan MRT fase 4 bisa dimulai konstruksinya tahun 2024," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, usai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (8/9/2023).

Selain itu, dibicarakan juga investasi LG dan mitra di Indonesia supaya bisa merealisasikan investasi senilai US$ 9,8 miliar. Juga terkait kerja sama pembangunan pabrik katoda di Batam dengan pihak Korea Selatan.

"Pabrik katoda di Batam yang melibatkan BUMN Indonesia Indonesia dan presiden sampaikan agar melibatkan pengusaha daerah," kata Retno.

Tidak hanya itu, menurut Retno, Jokowi juga mengundang partisipasi Korea Development Bank untuk mendukung kerja sama terkait kendaraan listrik.

"Bapak presiden juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Korea Selatan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara sebagai smart city dan berharap juga mendukung sektor baru di bidang pengembangan SDM dan digitalisasi birokrasi," kata Retno.

Dalam pertemuan itu dibicarakan juga mengenai pengembangan medical tourism industry khususnya di Bali, juga pembukaan akses pasar yang lebih besar ke Korea Selatan untuk produk pertanian RI.

Beberapa perjanjian juga ditandatangani dalam pertemuan itu, seperti di bidang e-mobility, industrial cooperation, agricultural machinery, dan halal cooperation.

Kesempatan yang terpisah Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan dalam pertemuan itu disampaikan mengenai percepatan pembangunan baterai kendaraan listrik, juga urusan ekspor impor.

"Di sini mereka meminta ada perhatian tentang impor bahan baku dan beberapa impor yang menjadi kendala. Tadi arahan presiden jelas untuk kita melakukan percepatan dan menyelesaikan hal-hal," kata Bahlil.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Korea Selatan-Jepang Kembali "Hangat"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular