
Tahun Terakhir Jokowi, Sri Mulyani Tambah Target Dividen BUMN

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dan DPR sepakat merombak rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun depan, dari yang semula termuat dalam RUU APBN 2024. Salah satunya adalah target setoran dividen badan usaha milik negara (BUMN).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa, setoran dividen BUMN termasuk ke dalam kekayaan negara yang dipisahkan dalam bentuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Targetnya telah dinaikkan Rp 5 triliun, dari semula Rp 80,8 triliun menjadi Rp 85,8 triliun.
"Ini pendapatan kekayaan negara yang dipisahkan, yaitu terutama dari dividen BUMN dinaikkan Rp 5 triliun targetnya," kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Jakarta seperti dikutip Jumat (8/9/2023).
Komponen PNBP lainnya sebenarnya telah Sri Mulyani naikkan, misalnya PNBP untuk sektor sumber daya alam (SDA) naik Rp 9,9 triliun pada tahun depan dari yang sebelumnya ditetapkan dalam RUU APBN 2024 sebesar Rp 197,8 triliun menjadi Rp 207,7 triliun.
PNBP sektor SDA ini terdiri dari SDA migas yang naik Rp 5,2 triliun dari Rp 104,9 triliun menjadi Rp 110,2 triliun, dan PNBP dari sektor SDA non migas yang juga naik sebesar Rp 4,6 triliun dari Rp 97,5 triliun menjadi Rp 92,9 triliun.
Sedangkan PNBP dari kementerian atau lembaga (K/L) diidentifikasi tambahan Rp 2,8 triliun, terutama dari Kominfo Rp 500 miliar, Kepolisian Rp 900 miliar, Kementerian Hukum dan HAM Rp 900 miliar, Kementerian ATR/BPN Rp 200 miliar, dan Kemendikbud Ristek Rp 400 miliar.
"Dari K/L lain tidak ada tambahan. Tapi dari DMO ada tambahan Rp 200 miliar dan PHT (penjualan hasil tambang) Rp 1,1 triliun. Dengan demikian target PNBP 2024 naik dari Rp 473 triliun menjadi Rp 492 triliun, atau naik Rp19 triliun," tutur Sri Mulyani.
Terkait setoran dividen BUMN sendiri, sebelumnya Kementerian BUMN menargetkan dividen pada 2024 tetap konsisten dan akan dibagikan pada tahun 2024 dari tahun buku sepanjang 2023 sebesar Rp 80,2 triliun.
"Tentu sekarang ini prestasi bersama bukan prestasi kami sendiri yang bisa memberikan dividen terbesar sepanjang sejarah Rp 80,2 triliun. Karena itu tahun 2024 kami memberanikan diri untuk kembali menjaga dividen itu di Rp 80,2 triliun," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Kerja di DPR RI Jakarta, Senin (5/6/2023).
Erick mengungkapkan, alasan target dividen yang cenderung stagnan tersebut karena perkiraan penurunan harga komoditas dan kondisi perekonomian dunia yang saat ini sedang bergejolak.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Happy, Setoran Dividen BUMN Naik Tajam