
Ibu Kota 'Kekeringan' Beras, Harga Terbang Tak Karuan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras di dalam negeri sudah setahun terakhir mengalami kenaikan, dan terpantau naik terus. Kenaikan harga tersebut diyakini merupakan efek dari ketersediaan pasokan beras yang kurang di saat permintaan konsumen tetap tinggi.
Hari ini, Rabu (6/9/2023) Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras medium naik Rp30 ke Rp12.550 per kg. Sementara, beras premium naik Rp10 ke Rp14.210 per kg. Ini adalah level harga rekor baru untuk beras medium dan premium. Harga rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran, terpantau naik sejak Agustus 2022.
"Sekarang itu harga beras bergerak naik terus. Jadi yang jelas kenapa harga beras naik, ya karena pasokan dari daerah itu berkurang sedangkan permintaan konsumen di pasar tinggi, itu yang menyebabkan harga beras naik," kata Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid saat ditemui CNBC Indonesia di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
Tak hanya Zulkifli, pedagang beras di PIBC lainnya menyampaikan hal senada. Disebutkan, ketersediaan pasokan beras di PIBC saat ini menipis, yang mana pasokan beras masuk dari daerah setiap harinya terkadang tidak sesuai dengan angka idealnya beras masuk untuk PIBC. Di mana, beras yang masuk lebih rendah dibandingkan beras yang keluar PIBC.
Cecep, salah seorang pedagang beras menyebut ideal pasokan beras yang masuk setiap harinya ialah sebanyak 2.000-2.500 ton per hari.
"Itu yang menghitung (ketersediaan stok, hingga beras masuk dan keluar) Food Station. Tapi idealnya masuk pasokan itu 2.000-2.500 ton per hari," kata Cecep.
![]() PIBC Rice Stock. (Dok. foodstation) |
Mengutip data Stok Beras PIBC di laman resmi foodstation, pemasukan beras per hari Selasa (5/9/2023) sebanyak 1.892 ton, sementara pengeluaran berasnya sebanyak 2.138 ton, dan dengan stok akhir berada di 25.594 ton.
Sebelumnya, Deputi bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin (4/9/2023) mengungkapkan, salah satu penyebab masih tingginya harga beras karena stok yang ada saat ini belum sepenuhnya beredar ke pasar.
"Dari data survei akhir tahun 2022, maka diperoleh stok beras carry over ke tahun 2023 sebanyak 4 jutaan ton. Dari data tersebut 51% di rumah tangga produsen, 10% di rumah tangga konsumen, 13% di pedagang, 15% di penggilingan, 4% horeka (hotel, restoran, katering) dan industri, serta 7% di Perum Bulog," jelasnya.
"Kalau kita analogikan dengan produksi, kalau pun di akhir Oktober produksi ada 27 jutaan (ton), bisa dipastikan tidak semuanya beredar di market (pasar). Ini jadi salah satu penyebab di lapangan harga beras relatif masih akan menanjak," kata Ketut.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article El Nino Mulai Acak-Acak RI, Stok Beras Jakarta Drop Parah!