
Diam-diam! Bahlil Iri Sama Teten, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengungkapkan kejengkelannya saat membicarakan pagu anggaran 2024 untuk kementeriannya di hadapan anggota dewan di Komisi VI DPR, Senin (4/9/2023).
Pagu anggaran Kementerian Investasi/BKPM pada tahun depan ditetapkan sebesar Rp 1,22 triliun. Menurutnya, besaran pagu anggaran itu masih terlalu kecil dibandingkan dengan beban kementeriannya untuk memberikan pelayanan di bidang investasi.
Apalagi besarannya tak jauh berbeda dengan pagu anggaran Kementerian Koperasi dan UKM pada 2024 yang sebesar Rp 1,4 triliun. Padahal, investasi khususnya hilirisasi dan UMKM menurutnya selalu dijadikan komoditas politik untuk terus didorong kinerjanya.
"Memang nasib saya sama Pak Teten (Menteri Koperasi dan UKM) beda-beda tipis. Jadi Pak Teten Rp 1,4 triliun, saya Rp 1,2 triliun. Ada ekor-ekornya tapi saat bersamaan setiap kampanye pileg dan pilpres selalu bicara UMKM," kata Bahlil di ruang rapat Komisi VI DPR.
Menurut Bahlil, UMKM dan program-program dorongan investasi selalu dijadikan komoditas politik karena dianggap mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Namun, umbaran itu menurutnya hanya sebatas di bibir belaka karena tidak ada dukungan nyata dari sisi anggaran.
"Di satu sisi tiap hari kita bicara hilirisasi, investasi, pelayanan, uangnya cuma dikasih Rp 1,2 triliun. Jadi pimpinan ini kita sekolah bareng ulang karena beban dikasih tinggi politik keuangannya tidak berbanding lurus dengan beban," ujar Bahlil.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo menargetkan perolehan investasi pada akhir masa jabatannya atau pada 2024 sebesar Rp 1.650 triliun. Nilai tersebut naik pesat dari target pada 2023 sebanyak Rp 1.400 triliun dan realisasi 2022 sebesar Rp 1.207 triliun.
Sementara itu, dari sisi anggaran, dengan pagu anggaran 2024 yang diberikan terhadap Kementerian Investasi sebesar Rp 1,22 triliun, sedikit mengalami kenaikan dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 1,13 triliun pada 2023.
"Saya tidak tahu ada apa ya. Saya ingin juga belajar sebenarnya sistem keuangan yang dibangun ini mungkin ada teori baru. Mungkin saya dan Pak Teten lama enggak ikut teori itu," tutur Bahlil.
Dengan besaran anggaran itu, Bahlil mengklaim tentu saja merealisasikan pelayanan untuk menarik investasi ke dalam negeri tidak bisa optimal. Namun, ia memastikan target perolehan investasi pada 2024 akan tetap dikejar sebagaimana target investasi pada 2022 berhasil diperoleh.
"Jadi pimpinan kalau seperti ini dalam pandangan saya ini semua akan menjadi tema-tema, kata-kata indah saja, jadi enggak bisa diwujudkan dengan baik. Pak teten enggak mau ngomong itu, karena saya junior jadi saya mewakili Pak Teten," tutur Bahlil.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Nanya! Presiden 2024 Kayak Jokowi Nggak?