
Lewat DEFA, Amunisi Ekonomi Digital ASEAN Resmi Diluncurkan

Jakarta, CNBC Indonesia - ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) resmi diluncurkan dalam pertemuan tingkat Menteri, yaitu The 23rd ASEAN Economic Community Council (AECC) Meeting, Minggu (3/9/2023).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto selaku chair mengatakan saat DEFA diberlakukan pada 2025 mendatang, potensi digital ekonomi ASEAN berpotensi akan meningkat hingga dua kali lipat dalam lima tahun setelah diberlakukan.
"Indonesia dalam peluncuran DEFA, apabila DEFA nanti diberlakukan di 2025 akan meningkatkan potensi ekonomi digital ASEAN yang business as usual itu US$ 1 triliun. Tetapi dengan implementasi DEFA bisa meningkat jadi US$ 2 triliun di 2030," jelas Airlangga dalam konferensi pers, Minggu (3/9/2023).
Di dalam DEFA juga terdapat isu keberlanjutan, menurut Airlangga, isu ini adalah isu bersama dan tentu terkait ekosistem sustainability termasuk di dalamnya kendaraan listrik.
Sebelumnya, Airlangga juga menyebut dampak DEFA khususnya bagi Indonesia dinilai cukup tinggi. Hal ini karena ekonomi digital Indonesia menyumbang 40% pada ekonomi digital di ASEAN atau terbesar ketiga di Asia.
Maka dari itu, dengan Digital Economy Framework Agreement pada 2030 mendatang, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia bisa merangkak naik menjadi US$ 300 miliar hingga US$ 400 miliar.
"Di Indonesia jumlah start up yang ketiga terbesar di Asia. Sehingga tentu menjadi andalan utama, dan jumlah start up di Indonesia ada sekitar 2.500," jelasnya.
Untuk diketahui, Studi DEFA melibatkan pemangku kepentingan di seluruh ASEAN, mengumpulkan informasi melalui serangkaian lokakarya dan sesi konsultasi di seluruh kawasan. Hal ini juga mencakup masukan dari sektor swasta ASEAN, mensurvei lebih dari 2.000 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), melibatkan lebih dari 60 pemimpin bisnis di perusahaan besar. Hal ini juga didukung oleh tinjauan literatur sekunder untuk mendapatkan rekomendasi praktik terbaik.
DEFA berupaya menawarkan peta jalan yang komprehensif untuk memberdayakan dunia usaha dan pemangku kepentingan di seluruh ASEAN, melalui percepatan pertumbuhan perdagangan, peningkatan interoperabilitas, penciptaan lingkungan online yang aman, dan peningkatan partisipasi UMKM. Oleh karena itu, topik-topik utama seperti perdagangan digital, e-commerce lintas negara, keamanan siber, ID digital, dan pembayaran digital juga dipertimbangkan bersama dengan topik-topik baru seperti AI untuk memastikan DEFA yang tahan terhadap masa depan.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rapor Perekonomian ASEAN Hijau dengan Catatan
