
Malu-Malu tapi Mau, Pasokan LNG Rusia ke Uni Eropa Naik 40%

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor gas alam cair (LNG) Rusia dari Uni Eropa (UE) telah meningkat sebesar 40% sejak perang di Ukraina meskipun ada upaya untuk mengurangi pasokan. Hal ini terlihat dari hasil analisis terbaru.
Analisis data oleh Kpler, yang melacak lalu lintas kapal laut dan tanker, menyebut negara-negara anggota UE telah membeli lebih dari separuh LNG Rusia di pasar dalam tujuh bulan pertama tahun ini.
Spanyol dan Belgia, yang bertindak sebagai pintu gerbang utama pasokan LNG ke blok tersebut, telah menjadi pelanggan LNG Rusia terbesar kedua dan ketiga setelah China.
"Negara-negara UE kini membeli sebagian besar pasokan bahan bakar fosil dari Rusia, sehingga menjadi salah satu sumber pendapatan terpenting bagi Kremlin," kata Jonathan Noronha-Gant, juru kampanye bahan bakar fosil senior di kelompok anti-korupsi Global Witness, yang melakukan analisis tersebut, seperti dikutip The Guardian, Kamis (31/8/2023).
Aliran pipa gas Eropa dari Rusia telah jatuh ke titik terendah dalam sejarah sejak invasi Moskow ke Ukraina, di mana banyak negara mulai mengurangi pasokannya. Namun, untuk menutupi kekurangan tersebut, pengiriman LNG dingin dari seluruh dunia, termasuk Rusia, telah meningkat karena tidak tunduk pada sanksi UE apapun.
Global Witness menyebut negara-negara UE membeli 22 juta meter kubik LNG Rusia antara Januari dan Juli 2023, dibandingkan dengan 15 juta meter kubik pada periode yang sama pada 2021.
"Membeli gas Rusia memiliki dampak yang sama seperti membeli minyak Rusia. Keduanya mendanai perang di Ukraina, dan setiap euro berarti lebih banyak pertumpahan darah. Meskipun negara-negara Eropa mengecam perang tersebut, mereka malah memasukkan uang ke kantong Putin," kata Noronha-Gant.
"Negara-negara ini harus menyelaraskan tindakan mereka dengan perkataan mereka dengan melarang perdagangan LNG Rusia yang memicu perang dan krisis iklim."
Spanyol dan Belgia mengatakan angka tersebut tidak mencerminkan pembelian nasional namun fakta bahwa pelabuhan mereka merupakan pintu gerbang utama ke seluruh benua.
Para pemimpin Eropa menghabiskan tahun 2022 untuk mengurangi ketergantungan mereka pada energi Rusia dan mencoba membangun pasokan alternatif setelah presiden negara tersebut, Vladimir Putin, menutup keran gas ke Eropa.
Sebagai informasi, UE menjatuhkan sanksi terhadap impor minyak dan batu bara Rusia setelah pasukan Moskow menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu. Perjanjian ini juga melarang entitas Rusia menyimpan gas di blok tersebut dan melarang sebagian besar investasi baru di sektor energi Rusia.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Sanksi Baru Dari Uni Eropa Untuk Rusia