Ngebor Minyak, PDSI Sudah Kocek Duit Rp60 Triliun
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang merupakan unit usaha PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa perusahaan turut mendorong pertumbuhan sektor ekonomi di Indonesia.
Direktur Utama PDSI, Rio Dasmanto mengatakan bahwa pihaknya bahkan telah menggelontorkan dana hingga US$ 4 miliar atau setara Rp 60 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) melalui pengeluaran modal (Capital Expenditure/Capex) dan pengeluaran operasional (Operational Expenditure/Opex) yang mana masing-masing bernilai Rp 15 triliun dan Rp 45 triliun.
"Gambaran sejak PDSI berdiri hingga kini capex investasi kami sudah lebih dari US$ 1 miliar, kalau kurs sekarang mungkin sudah lebih dari Rp 15 triliun. Untuk operation expenditure atau biaya operasi kami sudah lebih dari US$ 3 miliar sekitar Rp 45 triliun," papar Rio kepada CNBC Indonesia dalam program BUMN Performance Report 2023, Kamis (31/8/2023).
Dia menyebutkan biaya yang sudah dikocek perusahaan tersebut menjadi bagian dari pembangkitan ekonomi nasional. Rio mengklaim, angka yang telah digelontorkan tersebut sebagian besar berasal dari perusahaan dalam negeri.
"Ini bagian dari membangkitkan ekonomi nasional, serapan dari angka tersebut. Terbesar dari perusahaan lokal, itu dari sektor ekonomi," tambahnya.
Adapun, dia mengungkapkan bahwa pihaknya selama 15 tahun telah berhasil mengebor lebih dari 1.000 sumur, 2.500 sumur yang terawat, dan sebanyak 47 rig atau anjungan pengeboran minyak.
"Dari 2008 tersebut sampai saat ini sudah lebih dari 1.000 sumur kami bor sudah lebih dari 2.500 sumur kami rawat," jelasnya.
Selain itu, dia mengklaim pihaknya sudah berhasil memproduksi jutaan barel minyak mentah sejak perusahaan tersebut didirikan hingga saat ini.
"Bisa dibayangkan bahwa seandainya 1 sumur yang kami bor misal menghasilkan 100 barel per hari itu, kalau dikalikan saja, 100 barel dikali 1.000 sumur, dikalikan 365, dikalikan sekian tahun sudah jutaan barel sebenarnya yang kami produksikan," tambahnya.
Dengan begitu, hingga saat ini dia mengatakan pihaknya sudah memiliki sebanyak 47 rig yang mana pada awal berdirinya PDSI, perusahaan baru memiliki sebanyak 2 rig. Dia mengatakan selama 15 tahun, perusahaan berhasil menambah sebanyak 20 rig.
"Saat kami berdiri sebagai entitas bisnis sendiri sebagai badan usaha pada tahun 2008, kami miliki 27 rig pemboran. Sekarang kami memiliki 47 rig, berarti selama 15 tahun kami sudah nambah 20 rig itu bagian dari kontribusi kami terhadap menjaga ketahanan energi nasional dari sektor migas," tandasnya.
(pgr/pgr)