
RI Siap-siap Booming Motor Listrik, Motor Bensin Bakal Punah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi untuk pembelian motor listrik roda dua berbasis baterai untuk setiap KTP bakal berdampak terhadap pabrikan motor berbahan bakar bensin. Selama puluhan tahun, pabrikan motor utamanya dari Jepang menguasai pasar otomotif RI.
Kini setelah pemerintah memperlakukan spesial kendaraan listrik, nasib para pabrikan itu menjadi pertanyaan. Salah satu kekhawatirannya adalah soal mempertahankan produksi kendaraan ke depannya.
"Tentang nasib pabrikan motor berbahan bakar bensin, pengaruh kebijakan ini terhadap industri tersebut bisa bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, seperti seberapa besar terjadinya tingkat adopsi kendaraan listrik, strategi perusahaan, dan dukungan pemerintah dalam memfasilitasi peralihan industri," kata Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu kepada CNBC Indonesia, Kamis (31/8/2023).
Meski demikian, Yannes menilai pabrikan motor berbahan bakar bensin masih akan tetap eksis dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, geliat pemakaian motor listrik masih tergolong lambat saat ini.
Berdasarkan Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik, jumlah motor yang tersalurkan baru sebanyak 225 unit.
"Jika targetnya hanya 200 ribu unit motor tentunya tidak ada pengaruh, mengingat serapan pasar nasional sekitar 7 juta-8 juta unit per tahun, tentunya tidak akan berpengaruh pada industri sepeda motor konvensional," kata Yannes.
Perbedaan sumber energi keduanya, yakni dari bensin maupun listrik membuat komponen di dalamnya juga sangat berbeda.
Sebagai contoh, motor listrik yang tidak menggunakan oli bisa berdampak luas terhadap pabrikan pelumas yang menjadi rantai pasok pabrikan motor berbahan bakar bensin.
"Dampak disrupsi pada industri sepeda motor ICE yang terbesar akan terjadi pada industri-industri komponen motor bakarnya. Sedangkan secara makro, industri komponen lainnya seperti roda dan lain sebagainya masih tetap sama, kurang lebih industri komponen yang terdisrupsi sekitar 45%nya," ujar Yannes.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Boro-Boro Beli Motor Listrik, Warga Sudah Pusing Harga Beras Cs Naik!
