Internasional

'Kiamat Beras' Makin Ngeri, Ramai Negara Larang Ekspor Beras

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 30/08/2023 15:10 WIB
Foto: Myanmar, Arab, Rusia, Indi

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis beras kemungkinan akan melanda dunia. Hal ini disebabkan langkah beberapa negara eksportir komoditas pangan itu untuk melarang penjualan ke luar negeri.

Terbaru, Myanmar berencana membatasi ekspor beras untuk mengendalikan kenaikan harga dalam negeri. Seorang pejabat badan industri beras mengatakan kenaikan harga dalam negeri mendorong pihak berwenang untuk membatasi ekspor.


"Kami untuk sementara akan membatasi ekspor beras selama sekitar 45 hari sejak akhir bulan ini," kata seorang anggota senior Federasi Beras Myanmar kepada pada Jumat lalu, seperti dilaporkan Reuters, dikutip Rabu (30/8/2023).

Berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) Myanmar adalah eksportir beras terbesar kelima di dunia. Negeri itu menjual lebih dari 2 juta metrik ton per tahun.

Langkah Myanmar ini terjadi setelah tetangganya, India, melarang ekspor beras putih non-basmati sejak bulan lalu. Hal ini mengurangi pasokan di pasar global sekitar 10 juta ton, atau 20%.

Tak hanya kedua negara itu, Uni Emirat Arab (UEA) serta Rusia juga telah mengambil kebijakan yang sama. UEA sejak bulan lalu, telah melarang ekspor semua varietas termasuk beras merah, beras giling penuh atau sebagian, dan beras pecah, selama empat bulan ke depan.

Sementara itu, mengutip Sputnix, Rusia juga melarang ekspor beras dan menir hingga 31 Desember 2023. Alasannya untuk menjaga stabilitas di pasar domestik.

"Pemerintah memberlakukan larangan sementara ekspor beras dan menir beras," kata Kremlin melalui Telegram. "Pembatasan itu berlaku hingga 31 Desember 2023. Keputusan itu diambil untuk menjaga stabilitas pasar dalam negeri."

Vietnam dan Thailand?

Sementara itu, dua eksportir terkemuka dari Asia Tenggara, Thailand dan Vietnam sejauh ini belum menerapkan larangan serupa. Walau begitu, harga beras global yang ditawarkan oleh kedua negara telah meningkat sejak keputusan India untuk membatasi pasokan.

Harga beras pecah 5% di Vietnam dihargai US$650-US$660 per metrik ton, dibandingkan US$660 pada minggu sebelumnya. Harga ekspor beras pecah 5% di Thailand naik menjadi US$630 per metrik ton dari US$615-US$620 pada minggu lalu.

Pasokan Beras RI?

Di sisi lain, larangan ini pun sempat disebut berpengaruh pada pasokan di Indonesia dan Filipina, di mana keduanya disebutkan bergegas meningkatkan pembelian. Pembelian ini disebabkan El Nino yang menghantam kedua negara sehingga ditakutkan menurunkan produksi domestik.

"Kekhawatiran atas potensi dampak El Nino pada produksi di beberapa pemasok memberikan dukungan lebih lanjut terhadap harga, begitu pula gangguan yang disebabkan oleh hujan dan variabilitas kualitas dalam panen musim panas-musim gugur Vietnam yang sedang berlangsung," kata laporan FAO, seperti dikutip CNBC International.

Dari segi harga, harga beras di RI juga dilaporkan naik. Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras pada hari Minggu (27/8/2023) mencatat harga beras medium naik Rp40 ke Rp12.210 per kg dan beras premium naik Rp20 ke Rp13.880 per kg.

Sepekan sebelumnya (21 Agustus 2023), harga beras medium tercatat di Rp12.090 per kg dan beras premium di Rp13.780 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bapanas Jamin Bansos Beras 10Kg Tepat Sasaran & Berkualitas