Internasional

Kebangkrutan Raksasa Properti China "Makan Korban": Malaysia

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 30/08/2023 08:00 WIB
Foto: Malaysia (REUTERS/JOSEPH CAMPBELL)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman kebangkrutan terbaru dari raksasa properti China, Country Garden,membawa dampak ke Malaysia. Pasalnya perusahaan terkait proyek fantastis di negeri itu.

Bloomberg menulis ini terkait pembangunan properti megah Forest City dengan nilai US$ 100 miliar (Rp 1.500 triliun). Proyek tersebut dibangun Country Garden dan kini terancam menjadi kota mati.


Forest City sebenarnya memang sudah tidak mulus diawal. Sejumlah tantangan muncul mulai dari masalah regulasi di tahap pertama pembangunan di 2016 hingga Covid-19 di 2021.

Terbaru, masalah keuangan Country Garden juga kembali menekan proyek. Awal pekan lalu, Country Garden diketahui telah melewatkan pembayaran kupon surat utang mereka dengan total nilai US$ 22,5 juta.

Ini memicu kekhawatiran bahwa krisis utang properti di China dapat menghambat pemulihan ekonomi secara keseluruhan dan di luar negeri. Kabar buruk Country Garden muncul di tengah pernyataan resmi kebangkrutan raksasa properti China lain, Evergrande.

Meski demikian, dalam pernyataan terbaru mengutip Reuters, unit Country Garden Singapura dan Malaysia menegaskan komitmen perusahaan pada proyek di Malaysia. Perusahaan menegaskan operasi aman dan stabil.

"Proyek perusahaan kami di Malaysia beroperasi secara normal dan kinerja penjualannya kuat," ujar Country Garden.

"Berbagai langkah pengelolaan utang dinilai dapat secara aktif mengatasi tekanan likuiditas periodik, guna menjamin perkembangan jangka panjang perusahaan di masa depan," tambahnya meski tak menjelaskan detil.

Sementara itu, bank sentral Malaysia juga mengeluarkan pernyataan soal Country Garden. Lembaga moneter itu menegaskan bank-bank yang didirikan di negara Asia Tenggara memiliki akses terbatas terhadap Country Garden.

"Perkembangan yang terjadi saat ini dengan Country Garden Holdings Ltd di China diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak material apa pun terhadap aktivitas pasar dan harga properti secara keseluruhan di Malaysia," kata Bank Negara Malaysia.

Perlu diketahui Forest City berada di negara bagan Johor Malaysia. Proyek tersebut digadang-gadang bisa menarik pembeli asal Singapura, karena berdekatan dengan negeri itu.

Proyek yang bisa menampung 700.000 orang tersebut kini menjadi tempat tinggal 9.000 orang. Penurunan permintaan yang tajam terus terjadi menyusul langkah China untuk membendung arus keluar modal dan pandemi Covid-19.

Dilaporkan masyarakat Malaysia juga sempat menyatakan keprihatinannya terhadap kemungkinan kelebihan perumahan dan kerusakan lingkungan akibat upaya reklamasi lahan secara besar-besaran Forest City. Proyek yang diharap rampung total 2035 itu mencakup menara perkantoran, mal dan sekolah, selain bangunan tempat tinggal.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tuntut Reformasi, Warga Malaysia Demo PM Anwar Ibrahim