Geger Klaim AS Soal Prabowo Buat China Ngamuk
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China ngamuk ke Amerika Serikat (AS). Ini terkait klaim Paman Sam soal ucapan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto.
Sebelumnya, AS mengatakan Prabowo sepakat China telah melanggar hukum laut international di Laut China Selatan (LCS). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Webin menyebut, pernyataan AS sal Prabowo itu merupakan diplomasi menghasut.
"Kami mencatat bahwa tidak ada muatan yang dapat ditemukan dalam rilis pers oleh Menteri Luar Negeri Indonesia mengenai pertemuan tersebut," katanya dimuat di media China Global Times, 28 Agustus, dikutip Rabu (30/8/2023).
"Kedutaan Besar China di Indonesia telah berkomunikasi dengan pihak Indonesia yang mengatakan bahwa keterangan AS tidak benar," tambahnya.
Ia menambahkan, China telah sepakat dengan negara Asia lain untuk menjaga perdamaian dan stabilitas LCS. Ia pun mengatakan diplomasi bohong dimainkan AS.
"Saya pikir itu juga merupakan contoh lain dari diplomasi paksaan atau diplomasi bohong atau diplomasi menghasut yang dijalankan AS," ujarnya lagi.
"Berhentilah ikut campur di isu LCS, berhentilah menabur perselisihan dan membikin masalah, dan menahan dirilah dari mengganggu keamanan dan stabilitas kawasan," kata Wang Wenbin.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan dan Kepala Pentagon Lloyd Austin melakukan pertemuan bilateral dengan Prabowo di AS. Pertemuan tersebut turut diunggah Prabowo dalam akun Instagram resminya, @prabowo, Jumat pekan lalu.
"Terima kasih sekali lagi atas sambutan luar biasa yang diberikan kepada saya. Mari kita berupaya meningkatkan dan memperkuat persahabatan dan kerja sama antara AS dan Indonesia," tulisnya.
Salah satu poin pembahasan juga diungkapkan pihak AS melalui keterangan resmi Pentagon. Bahwa keduanya sepakat pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik dan Strategi Indo-Pasifik AS.
Disebutkan bagaimana keduanya menyetujui prinsip-prinsip dasar yang sama, seperti komitmen untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas. Pentagon pun turut menyinggung aksi China di LCS. Poin ini menyinggung China.
"Mereka (Prabowo dan Austin) berpandangan sama bahwa klaim maritim Republik Rakyat China (RRC) yang ekspansif di LCS tidak sejalan dengan hukum internasional sebagaimana tecermin dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut," katanya.
LCS merupakan jalur penting untuk sebagian besar pengiriman komersial dunia dengan beberapa negara terletak di bibir lautan itu, seperti Brunei, Kamboja, China, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Lautan itu diyakini sebagai lautan yang kaya hasil alam, terutama migas dan ikan.
China bersikukuh mengklaim sekitar 90% dari lautan itu dalam apa yang disebut sebagai "sembilan garis putus-putus" di mana mencakup area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi). Klaim tersebut telah menimbulkan ketegangan politik dunia akan perang terbuka yang mungkin saja terjadi karena konflik teritorial ini.
Salah satu yang terpanas adalah dengan Filipina, di mana China sempat menembak meriam air ke kapal Manila. Sebelumnya beberapa eksplorasi minyak tetangga RI juga tersendat karena aktifnya penjaga pantai China di laut tersebut.
(sef/sef)