Rusia, Ukraina, AS & China Ancaman Besar RI Tahun Depan

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
29 August 2023 13:40
Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat mengahdid acara opening ceremony Temu Bisnis Tahap VI. (YouTube/Ministry of Finance Republic of Indonesia)
Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat mengahdid acara opening ceremony Temu Bisnis Tahap VI. (YouTube/Ministry of Finance Republic of Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat tantangan global kini semakin berat dan memberikan dampak besar terhadap perekonomian nasional. Mulai dari Rusia, Ukraina, Amerika Serikat (AS) serta China adalah beberapa di antara ancaman tersebut.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan ketika memberikan jawaban atas tanggapan fraksi terhadap RAPBN 2024 dalam sidang paripurna di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (29/8/2023)

"Semua fraksi di DPR menggarisbawahi bahwa kondisi semakin kompleks dan berat dengan tantangan global dan khususnya dari tantangan eksternal yang akan memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia. Kami sepakat dengan semua fraksi DPR mengenai pentingnya untuk menguatkan kebijakan APBN sebagai instrumen di dalam melindungi ekonomi dan rakyat di dalam menghadapi ketidakpastian global," kata Sri Mulyani.

Indonesia, lanjut Sri Mulyani masih mampu bertahan, bahkan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain ketika beratnya tantangan tersebut.

"Pada kuartal II-2023 tumbuh 5,2%, ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5% dalam 7 kuartal berturut. Kinerja pertumbuhan yang baik serta inflasi rendah sejak bulan September 2022, inflasi mencapai 5,95% terus menunjukkan penurunan ke level 3,1% pada Juli 2023," terangnya.

Meski demikian, tantangan tersebut masih akan terus berlanjut. Ketegangan geopolitik yang masih berlangsung antara AS dan China, Rusia dan Ukraina akan memberikan dampak besar terhadap berbagai lini perekonomian.

Ekonomi China juga menjadi tantangan berat, sebab merupakan mitra dagang utama Indonesia. Selain itu patut menjadi perhatian adalah risiko inflasi global dan tingginya suku bunga acuan serta pengetatan likuiditas. "Semangat kita tidak boleh kendor, kita harus terus menjaga momentum transformasi ekonomi yang inklusif, terus menuju Indonesia maju," tegas Sri Mulyani.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Star Wars! AS Ancam Perang Luar Angkasa dengan Rusia-China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular