Powell Ngegas! Suku Bunga AS Bakal Naik Lagi, RI Gimana?

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Senin, 28/08/2023 18:14 WIB
Foto: Jerome Powell (Tangkapan Layar via Youtube CNBC Television)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Amerika Serikat masih menunjukkan indikasi untuk menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate pada September 2023. Indikasi ini ditunjukkan Jerome Powell saat berbicara dalam Simposium Ekonomi Jackson Hole, di Wyoming, akhir pekan lalu.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, indikasi kuat rencana Powell untuk menaikkan suku bunga FFR pada September 2023 terlihat dari pernyataannya yang mengatakan bahwa tingkat inflasi Amerika Serikat harus diturunkan ke level target 2%, meskipun laju inflasi AS sudah mereda ke arah 3%.


"Terlihat sekali bahwa The Fed itu at all cost ingin membawa tingkat inflasi Amerika Serikat untuk secepatnya berada ke arah 2%. Padahal kalau kita lihat guidance mereka sebenarnya arah ke 2% itu baru di achieve ya targetnya itu di 2024," kata Andry dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (28/08/2023).

Andry menilai, pernyataan Powell tersebut menandakan The Fed ingin mempercepat atau front loading penurunan tingkat inflasi di negaranya sebelum 2024. Terutama karena tingkat pasar tenaga kerja yang masih ketat, serta kecenderungan pergerakan inflasinya yang masih akan sulit diturunkan sesuai target.

Oleh sebab itu, ia meyakini, pada September 2023 mendatang, Powell akan memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan FFR sebesar 25 basis points (bps) lagi ke level 5,75% dari yang saat ini di level 5,25-5,5%. Setara dengan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-day reverse repo rate yang saat ini di level 5,75%.

"Labor market di Amerika Serikat masih rigid, inflasinya masih stubborn, masih cukup lama untuk ke arah 2,5% atau 2% ya, bayangan saya memang di bulan September nanti bisa saja ada potensi kenaikan suku bunga acuan 25 basis lagi ke 5,75%," tegas Andry.

Sebagai informasi, Simposium Jackson Hole adalah acara para gubernur bank sentral, menteri keuangan, ekonom, dan akademisi dari seluruh dunia berkumpul untuk membahas masalah ekonomi yang paling mendesak saat ini.

Simposium tahun ini berjudul "Pergeseran Struktural dalam Ekonomi Dunia". Dalam acara tersebut, pada pukul 10.05 waktu AS atau 21.05 WIB, Jumat (25/8/2023) Jerome Powell menyampaikan pidato yang memberikan pandangan terbaru terkait kebijakan moneter the Fed ke depan.

Masih sama seperti rencana sebelumnya atau tak ada perubahan, dalam pidatonya Powell menyatakan The Fed "siap" menaikkan suku bunga lebih lanjut apabila "diperlukan". Pernyataan tersebut merujuk pada kesiapan bank sentral yang potensi melanjutkan kebijakan ketat guna mengendalikan inflasi capai target 2%.

"Tugas The Fed adalah menurunkan inflasi hingga mencapai target 2%, dan kami akan melakukannya. Kami telah memperketat kebijakan secara signifikan selama setahun terakhir. Meskipun inflasi telah turun dari puncaknya-suatu perkembangan yang menggembirakan-namun inflasi masih terlalu tinggi" Kata Powell lebih lanjut.

Inflasi negeri paman sam sejak 2021 telah mengalami tren penurunan, hanya saja pada Juli lalu sempat terjadi kenaikan 3,2% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari bulan sebelumnya yang naik 3,0% yoy. Kendati begitu, nilai inflasi inti kembali melandai ke 4,70% yoy dari bulan sebelumnya yang tumbuh 4,80% yoy.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ramalan JP Morgan: The Fed Baru Pangkas Suku Bunga di September