12 Kesepakatan RI & Malaysia Cs, Ada Ekspor-Impor Listrik!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
25 August 2023 19:15
Melihat Gardu Induk 150kV Kendari. CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Pertemuan para Menteri Energi Asia Tenggara (ASEAN) di Nusa Dua, Bali, selama 24-25 Agustus 2023 ini menghasilkan setidaknya 12 kesepakatan.

Indonesia dengan berbagai negara di Asia Tenggara melalui The ASEAN Centre for Energy (ACE) menandatangani nota kesepahaman (MoU) kolaborasi meningkatkan ketersediaan energi di ASEAN untuk melanjutkan implementasi ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II 2021-2025.

Nota Kesepahaman ini secara resmi ditandatangani selama ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM-41) ke-41 bersamaan dengan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023, yang diselenggarakan pada Jumat, 25 Agustus 2023 di Bali, Indonesia. Acara penandatanganan MoU tersebut disaksikan oleh para Menteri Energi ASEAN.

"3 Menteri (Indonesia, Laos dan Brunei Darussalam) telah menandatangani Instrumen Perpanjangan MoU APG pada AMEM 41. Seluruh AMS akan menandatangani Instrumen Perpanjangan MoU APG pada akhirnya tahun ini," jelas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara penandatanganan MoU The 41st AMEM di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/8/2023).

Berbagai macam MoU yang ditandatangani sebagai berikut:

1. Indonesia - Malaysia Cross-Border Power Interconnection

AIMS III mengidentifikasi 18 potensi interkoneksi lintas batas dengan kapasitas kumulatif 33 GW pada tahun 2040, termasuk dua interkonektor yang diusulkan antara Indonesia dan Malaysia untuk analisis tingkat kelayakan:

Sumatera, Indonesia - Peninsular Malaysia: ACE, PT PLN (Persero), dan Tenaga Nasional Berhad (TNB)

Berkolaborasi untuk mengembangkan Studi Kelayakan untuk jalur Interkoneksi Sumatera, Indonesia - Semenanjung Malaysia. Studi ini akan fokus pada peningkatan investasi di fasilitas yang dibutuhkan, mendukung pengembangan dan implementasi kebijakan. Studi Kelayakan akan menentukan kelayakan teknis, keuangan, dan ekonomi dan juga penilaian dampak lingkungan awal. Sumatera, Indonesia - Interkoneksi Semenanjung Malaysia akan menjadi interkoneksi lintas batas bawah laut pertama di kawasan ini.

Kalimantan, Indonesia - Sabah, Malaysia: ACE, PT PLN (Persero), dan Sabah Electricity Sdn Bhd (SESB)

Berkolaborasi untuk membuat studi kelayakan dengan ruang lingkup yang serupa dengan pengaturan di atas yang bertujuan untuk mencapai Interkonektivitas Keamanan Energi Berkelanjutan di wilayah Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina (BIMP).

2. UNOPS and GIZ

ACE memasuki kemitraan strategis dengan Southeast Asia Energy Transition Partnership (ETP), sebuah platform multi-stakeholder yang dikelola oleh United Nations Office for Project Services (UNOPS), dan Clean, Affordable and Secure Energy for Southeast Asia (CASE), sebuah proyek yang dilaksanakan bersama oleh konsorsium delapan entitas yang dipimpin oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH untuk mengimplementasikan "ASEAN Power Grid Advancement Programme atau APG-AP" dalam mempercepat integrasi energi terbarukan melalui ASEAN Power Grid.

3. ASEAN-China Clean Energy Cooperation Centre (ACCECC) Affairs Managing Agency

ACE dan ACCECC Affairs Managing Agency (AMA) menandatangani MoU, yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi energi bersih antara ASEAN dan China. ACCECC akan meningkatkan penelitian bersama, berbagi pengetahuan, dan inisiatif kerja sama di sektor energi yang telah terjalin sejak 2017 melalui kerja sama antara ACE dan CREEI. ACCECC akan menyelenggarakan lebih banyak program yang menunjukkan sinergi yang solid dalam kebijakan, kemajuan teknologi, pembiayaan, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia

4. Korean Development Bank (KDB)

ACE dan KDB berkolaborasi erat dalam program "Mendukung Mekanisme Inovatif untuk Pembiayaan Efisiensi Energi Industri di Indonesia dengan Pelajaran untuk Replikasi di Negara Anggota ASEAN lainnya".

5. Energy Foundation China (EFC)

ACE telah bermitra dengan EFC selama tiga tahun terakhir, dan kemitraan ini akan terus berkembang untuk mempercepat transisi energi dan memastikan ketahanan energi di kawasan ASEAN. Kerja sama ini meliputi penelitian bersama, pengembangan kebijakan, dan adopsi teknologi.

6. Japan International Cooperation Agency (JICA)

ACE dan JICA bekerja sama untuk mempercepat dekarbonisasi dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di kawasan ASEAN.

7. Asian Development Bank (ADB)

ACE dan ADB telah menandatangani MoU untuk berkolaborasi dalam mengembangkan energi bersih dan proyek efisiensi energi, pasar tenaga regional dan pengaturan perdagangan tenaga multilateral, dan interkoneksi kekuatan regional di ASEAN.

8. Japan External Trade Organization (JETRO)

ACE dan JETRO meningkatkan kolaborasi untuk mendorong transisi energi di negara-negara ASEAN, memajukan upaya menuju emisi nol bersih.

9. National Solar Exchange

ACE dan National Solar Exchange memulai proyek kolaborasi untuk mengembangkan demonstrasi fungsional platform investasi energi regional.

10. Universiti Tenaga Nasional (UNITEN)

ACE dan UNITEN bekerja sama untuk mendorong kolaborasi akademik, penelitian, dan industri.

11. Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS)

ACE dan UNDIKNAS berkolaborasi untuk memperkuat upaya penelitian dan pelatihan.

12. Waseda University

ACE dan Waseda University telah menjalin kemitraan untuk mempromosikan penelitian, kegiatan pendidikan, dan pertukaran pengetahuan.

Kolaborasi ini mempertegas komitmen ACE untuk mendorong perubahan positif di sektor energi di seluruh ASEAN.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Angkat 3 Isu Utama di Hadapan Menteri Energi ASEAN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular