
Produksi Gula RI Diramal Turun, Ini Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi gula nasional tahun ini diprediksi bakal lebih rendah dibandingkan tahun 2022 lalu. Kekeringan ekstrem akibat El Nino diduga jadi salah satu pemicu penurunan produksi.
Ketua Umum Ikatan Ahli Gula (Ikagi) Aris Toharisman mengatakan, produksi gula sangat terpengaruh kondisi iklim. Dia menjelaskan, produktivitas tebu bergantung pada kecukupan air yang dibutuhkan tanaman tebu.
"Tahun ini, memang ada penambahan luas panen sekitarĀ 5.000-10.000 hektare (ha). Tapi kemungkinan produksi gula tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Tahun ini mungkin hanya 2,3-2,4 juta ton," kata Aris kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (25/8/2023).
"El Nino memang membuat rendemen lebih bagus. Kemungkinan ada kenaikan 0,5 poin tahun ini. Tapi, produktivitas tebu turun sekitar 20%. Artinya, kenaikan rendemen itu tidak bisa mengompensasi penurunan produktivitas," jelasnya.
Menurut Aris, pada saat tanaman tebu berumur 9 bulan, kondisi iklim sangat mempengaruhi produktivitas. Di mana pada umur ini, terjadi fase pembentukan gula.
"Idealnya, perbedaan suhu maksimum dan minimum itu maksimal 11%. Ini baik untuk pembentukan gula pada tebu," katanya.
"Namun, karena El Nino, kondisinya malam panas, siang panas. Perbedaan temperatur semakin kecil. Akibatnya produktivitas tebu menurun," jelas Aris.
Karena itu, dia menambahkan, jika efek El Nino berlanjut, yaitu curah hujan tetap rendah, efeknya akan berdampak pada produksi gula tahun depan.
"Kalau hujan normal, kekeringannya normal, rendemen akan naik. Kita lihat tahun depan. Yang jelas, rendemen dan produktivitas tebu itu sangat dipengaruhi iklim," katanya.
"Meski tanah juga akan berpengaruh. Tapi kan tanah hanya media. Selama bisa dimanipulasi, dengan nutrisi, pemberian pupuk, bisa saja produktivitasnya tinggi," pungkasnya.
Sebelumnya, mengutip paparan Deputi bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa saat webinar pada 2 Agustus 2023 lalu, neraca gula tahun ini masih membutuhkan pasokan impor.
Di mana, pada Januari-Juni 2023, realisasi impor gula konsumsi tercatat sebanyak 293.400 ton. Untuk Juli-Desember 2023, direncanakan akan ada impor lagi sebanyak 697.600 ton.
Sementara itu, Bapana menyebutkan (Rakor Pengendalian Inflasi Kemendagri), cadangan gula pemerintah per 11 Agustus 2023 hanya ada 154.251,92 ton. Sementara kebutuhan nasional per bulan mencapai 283.331 ton.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suhu Panas Mendidih, Produksi Gula RI Bisa Kena Petaka?