
Nih! 7 Menkeu Top ASEAN Bahas Cara Jitu Bangun Infrastruktur

Jakarta, CNBC Indonesia - Jajaran menteri keuangan negara-negara se-ASEAN buka-bukaan terkait cara pandangannya untuk menciptakan pembiayaan yang cukup demi merealisasikan pembangunan berkelanjutan di kawasan, termasuk di masing-masing negaranya.
Hal ini mereka sampaikan dalam acara dialog tingkat tinggi bertajuk Promoting Sustainable Infrastructure Development di sela-sela ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi yang pertama menyampaikan sudut pandanganya terkait tiga aspek utama dalam merealisasikan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, termasuk untuk menarik dananya.
Sri Mulyani mengatakan, aspek pertama yang terpenting adalah proyek infrastruktur itu harus mendukung kesehatan lingkungan. Kedua, rancangan desain deretan infrastruktur yang akan dibangun (pipeline) harus sudah ada, dan ketiga kerja sama antar pemangku kepentingan yang kuat.
"Tiga hal inilah yang menjadi kerangka kebijakan yang diperlukan," kata Sri Mulyani.
Selanjutnya, yang membagikan sudut pandangnya ialah Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong. ia juga menyebutkan tiga aspek terpenting dalam memperoleh pendanaan infrastruktur yang berkelanjutan.
Aspek pertama menurut Wong adalah kemampuan untuk identifikasi proyek dalam jumlah yang banyak termasuk memahami siapa yang bisa membiaya proyek infrastrukturnya, kedua adalah memahami cara untuk mengurangi risiko pembangunan dan pembiayaannya, dan ketiga adalah telah selesai menciptakan skema pembiayaannya.
"Dengan ini kita mampu membuka lebih banyak pendanaan campuran serta dapat membangun lebih banyak lagi infrastruktur yang bankable," ucap Wong.
Lalu, Sekretaris Departemen Keuangan Filipina Benjamin E. Diokno mengatakan, tiga aspek terpenting menurutnya adalah kemampuan menarik investasi dari sektor swasta seperti melalui KPBU, kedua mampu menarik dana dari pasar modal, dan ketiga terkait kemampuan menarik pembiayaan berkelanjutan.
"Ini bisa dilakukan dengan cara mengadopsi prinsip-prinsip taksonomi, menciptakan pipeline database yang berkelanjutan, dan mempromosikan produk infrastruktur yang berkelanjutan," tegasnya.
Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith menilai, tiga aspek terpenting baginya adalah perencanaan yang baik dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan proyeknya fisibel, kedua harus mampu memanfaatkan teknologi dan futuristik, dan ketiga adalah pembiayaan.
Selanjutnya, Menteri Keuangan Laos Santiphap Phomvihane mengatakan tiga aspek terpenting adalah mampu menciptakan konektivitas di kawasan dan menciptakan insentif bagi aktivitas ekonomi lainnya, kedua pemanfaatan teknologi, serta ketiga adalah menjadi katalisator untuk mempercepat arus barang dan transaksi.
Sementara itu, Menteri Keuangan dan Ekonomi II Brunei Darussalam Awang Haji Mohd Amin Liew Abdullah menganggap, tiga hal terpenting adalah kemampuan mengeksekusi proyek infrastruktur berkelanjutan itu dengan baik dan operasionalnya ke depan, mengadopsi teknologi, serta kemampuan harmonisasi standar dari pembiayaan bagi sektor swasta.
"Beberapa proyek memang terkadang hanya dibutuhkan untuk negaranya masing-masing tapi kan juga ada proyek yang bisa dikerjakan bersama di kawasan sehingga penting untuk mengharmonisasi standarnya," tuturnya.
Terakhir disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan Malaysia Steven Sim Chee Keong. Tiga aspek terpenting menurutnya adalah kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan natural advantagenya, kedua adalah kemampuan untuk bekerja sama di tingkat regional seperti proyek Airbus di Eropa, serta kemampuan memperluas skema KPBU.
"Jadi kita bisa memperluas fasilitas investasi yang lebih besar lagi ke ASEAN," ungkap Steven.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Kenang Skenario Lama Penyelamatan Krisis Finansial Asia