
Janji Manis AS Cs ke RI Rp300 Triliun, Hibahnya Butiran Debu!

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa pendanaan yang akan digunakan untuk mendorong transisi energi di Indonesia melalui Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar US$ 20 miliar atau setara Rp 300 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) tidak semuanya berupa hibah.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebutkan bahwa pendanaan JETP yang diinisiasi oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang nyatanya tidak seluruhnya berbentuk dana hibah, melainkan ada kombinasi dengan pinjaman dan asistensi teknikal.
"JETP itu kombinasi, itu (JETP) selalu blended, JETP itu nggak ada grant (hibah) 100%, itu nggak ada. Di mana-mana mungkin juga nggak ada (hibah semua). Yang ada itu kombinasi antara grant, technical assistant, ada constitutional loan, ada commercial loan-nya ada di situ. Nanti jadi blended," jelasnya di sela acara pembukaan acara The 41st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM), Nusa Dua, Bali, Kamis (24/8/20023).
Dia menyebutkan, nantinya akan ada pembahasan mengenai pembagian antara hibah dan pinjaman dalam skema pendanaan JETP.
"Nah di situ nanti terjadi pembagian peran supaya grant-nya tidak melulu ke FS (Feasibility Study/ uji kelayakan) tapi juga kasih yang lain. Jadi peran di situ," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa skema pendanaan JETP tidak menjadi patokan dilakukannya transisi energi di Indonesia. Dadan menyebutkan, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan negara-negara maju untuk membantu pendanaan transisi energi di Indonesia, hal tu di luar pembicaraan perihal pendanaan JETP.
"Itu ada JETP dan tidak ada JETP kita harus melakukan komunikasi pertemuan, karena itu kan dilakukan sebetulnya itu bilateral. Jadi hibah dari Amerika lewat USAID seperti sekarang, nanti ada pertemuan tahunan yang dikasih oleh Kementerian PPN/Bapenas dengan Jerman juga demikian," tambahnya.
Sebelumnya, Dadan pernah membeberkan porsi hibah yang didapat Indonesia dari total pendanaan JETP hanya US$ 130 juta atau Rp 1,99 triliun (asumsi kurs Rp 15.328 per US$).
Padahal, Amerika Serikat, Jepang dan negara maju lainnya yang tergabung dalam Internasional Partner Group (IPG) berkomitmen mengucurkan pendanaan dari program JETP sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun.
"Waktu itu kita sudah sampaikan US$ 130 juta itu yang hibah," kata Dadan ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Dadan menjelaskan bahwa model pendanaan tersebut dalam bentuk kombinasi, beberapa di antaranya seperti dengan mekanisme komponen pendanaan hibah (grant), komponen bantuan teknis atau Technical Assistance, dan komponen pinjaman konstitusional.
"Ada technical assistance, kemudian ada yang pinjaman tapi commercial loan yang bunganya lebih menarik. Ada yang terakhir itu yang kira-kira US$ 10 miliar itu pinjaman komersial itu datanya yang perbankan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ)," kata Dadan.
Adapun, Kepala Badan Keuangan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu meminta agar komitmen pendanaan yang tertuang dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) tersebut dapat lebih adil dan terjangkau. Mengingat apabila program tersebut nyatanya hanya akan membebani keuangan negara, maka tidak sesuai dengan komitmen awal.
"Kalau pembiayaannya lebih mahal berarti komitmen tidak terpenuhi, ini yang kita harus tagih justru JETP adalah komitmen yang dijanjikan, Indonesia bekerja dengan Energy Transition Mechanism, kita menagih mereka ini proyek yang kita siapkan sesuai dengan apa yang kita bicarakan, buktikan komitmen Anda," kata dia di sela acara "11 Tahun Indonesia EBTKE Conex", di ICE BSD, Rabu (12/7/2023).
Lebih lanjut, Febrio mengatakan bahwa pada prinsipnya Indonesia akan tetap bekerja dengan mekanisme Energy Transition Mechanism (ETM) sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transisi energi dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan.
"Jadi kita gak terlalu pusing mereka menjanjikan berapa, Indonesia kita tawarkan proyeknya buktikan komitmen. Jadi kita akan bekerja lewat proyek," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kena Ghosting Biden Cs, Rp 300 Triliun Banyakan Utang!