RI Kena Ghosting, Janji Rp300 Triliun AS Cs Banyakan Utang

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
23 August 2023 08:05
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) berfoto dengan para pemimpin G7 untuk foto keluarga selama KTT Pemimpin G7 di Hiroshima pada 21 Mei 2023. (SUSAN WALSH/POOL/AFP via Getty Images)
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) berfoto dengan para pemimpin G7 untuk foto keluarga selama KTT Pemimpin G7 di Hiroshima pada 21 Mei 2023. (POOL/AFP via Getty Images/SUSAN WALSH)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia mengungkapkan bahwa dana yang bakal diperoleh Indonesia dari program Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk program transisi energi tidak sepenuhnya dari hibah. Bahkan dana hibah yang diperoleh Indonesia dari pendanaan JETP ini cukup tergolong kecil.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana membeberkan bahwa porsi hibah yang didapat Indonesia dari total pendanaan JETP hanya sekitar US$ 130 juta atau Rp 1,99 triliun (asumsi kurs Rp 15.328 per US$).

Sementara, Amerika Serikat, Jepang dan negara maju lainnya yang tergabung dalam Internasional Partner Group (IPG) telah berkomitmen mengucurkan pendanaan dari program JETP ini sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun.

"Waktu itu kita sudah sampaikan US$ 130 juta itu yang hibah," kata Dadan ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Rabu (23/8/2023).

Dadan menjelaskan model pendanaan tersebut nantinya dalam beberapa bentuk kombinasi, beberapa di antaranya seperti dengan mekanisme komponen grant, komponen bantuan teknis atau Technical Assistance, dan komponen pinjaman konstitusional.

"Ada technical assistance, kemudian ada yang pinjaman tapi commercial loan yang bunganya lebih menarik. Ada yang terakhir itu yang kira-kira US$ 10 miliar itu pinjaman komersial itu datanya yang perbankan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ)," tambah Dadan.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan menagih janji Amerika Serikat (AS) beserta negara-negara yang tergabung dalam G7 perihal komitmen pendanaan murah transisi energi di Indonesia. Pasalnya hingga kini pendanaan untuk program transisi tersebut tak kunjung terealisasi.

Kepala Badan Keuangan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu meminta agar komitmen pendanaan yang tertuang dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) tersebut dapat lebih adil dan terjangkau. Mengingat apabila program tersebut nyatanya hanya akan membebani keuangan negara, maka tidak sesuai dengan komitmen awal.

"Kalau pembiayaannya lebih mahal berarti komitmen tidak terpenuhi, ini yang kita harus tagih justru JETP adalah komitmen yang dijanjikan, Indonesia bekerja dengan energy transisi mechanism kita menagih mereka ini proyek yang kita siapkan sesuai dengan apa yang kita bicarakan buktikan komitmen anda," kata dia di sela acara "11 Tahun Indonesia EBTKE Conex", di ICE BSD, Rabu (12/7/2023).

Lebih lanjut, Febrio mengatakan bahwa pada prinsipnya Indonesia akan tetap bekerja dengan mekanisme Energy Transition Mechanism (ETM) sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transisi energi dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan.

"Jadi kita gak terlalu pusing mereka menjanjikan berapa, Indonesia kita tawarkan proyeknya buktikan komitmen. Jadi kita akan bekerja lewat proyek," ujarnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pantas Luhut Bilang AS Omdo, Janji Manisnya 'Kosong'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular