
Mantan Dirut PLN: RI Butuh Listrik 600 GW di 2060

Jakarta, CNBC Indonesia - Founder Prakasa Jaringan Cerdas Indonesia Eddie Widiono menyebut kebutuhan energi di wilayah Asia Pasifik rata-rata sebesar 100%. Sementara untuk kenaikan kebutuhan energi di Indonesia diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan negara lainnya.
"Listrik misalnya dari 78 gigawatt saat ini akan naik menjadi 600 gigawatt pada tahun 2060. Jadi ada lonjakan yang besar. Oleh karena itu, ini tidak mungkin dipecahkan dengan cara-cara biasa," kata Mantan Direktur Utama PLN dua periode selama 2001-2008 PLN ini dalam Press Conference IEE Series 2023, Rabu (23/8/2023).
Eddie menyebutkan bahwa di tengah kebutuhan energi listrik yang semakin besar itu, wilayah Eropa pun mengharapkan Asia Pasifik dapat menjual komoditas penghasil energi dengan harga murah. Pasalnya harga sumber energi di wilayah Eropa cenderung tinggi.
"Mereka (Eropa) berharap di Asia Pasifik energi bisa tetap murah. Padahal Asia Pasifik kebutuhan energi meningkat," tambah Eddie.
Peningkatan kebutuhan listrik ini terjadi karena adanya industri elektrifikasi di sektor transportasi. Meski demikian, dia menilai, elektrifikasi penting dilakukan karena berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian dan keberlangsungan lingkungan.
"Bahwa beberapa hal yang akan mewarnai industri kita ke depan, misalnya elektrifikasi, sektor transportasi menjadi penting karena arahnya ke keekonomian, tapi juga sehat bagi lingkungan kita," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto, di mana kebutuhan energi secara keseluruhan Indonesia pada 2023 diproyeksi mengalami peningkatan sekitar 5,4%.
Menurut dia, proyeksi peningkatan kebutuhan energi Indonesia dipicu oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada tahun ini serta adanya pertambahan penduduk 0,9%.
"Kalau kita lihat 2023 berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi APBN 5,3% dan pertambahan penduduk 0,9%, prediksi kebutuhan energi dari 130 ton equivalent jadi 137 ton equivalent," ucapnya.
Meski demikian dari sisi ketahanan energi, terutama dari sisi kelistrikan, dia menyebut saat ini ketahanan energi Indonesia termasuk dalam kategori tahan.
"Untuk kelistrikan kita cukup tahan, index di angka 6,61. Baru masuk kategori tahan, belum sangat tahan karena sangat tahan itu 8-10," lanjutnya.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]