Ogah Nyerah, RI Tetap Kejar Mimpi 1 Juta Barel Minyak

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
23 August 2023 19:10
Kilang minyak
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus berupaya agar target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 dapat terealisasi. Pasalnya, bahan bakar fosil ini dinilai masih berperan besar dalam pemenuhan energi nasional.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan bahwa SKK Migas telah menetapkan rencana jangka panjang (long term plan) untuk peningkatan produksi migas nasional. Hal tersebut menyusul potensi migas RI yang dinilai masih cukup besar untuk dikembangkan.

Menurut Nanang, dengan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri yang terus meningkat, maka hal itu juga akan berpengaruh pada kenaikan impor BBM yang tak kalah besar. Berdasarkan laporan Menteri Keuangan misalnya, impor BBM tahun lalu hampir tembus Rp 300 triliun.

"Makanya, idenya kita buat long term plan bagaimana kita bisa mencapai produksi di tahun-tahun sebelumnya. Bisa! Karena resources ada. 1 juta barel per hari di 2030 dan 12 BSCFD di 2030 itu kira-kira long term plan kita," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Nanang menceritakan bahwa puncak produksi migas di Indonesia pada tahun 1994 sempat menyentuh di level 2.960.000 barrel oil equivalent per day (boepd) atau barel setara minyak per hari. Namun, setelah itu produksi migas nasional terus mengalami penurunan.

"Bicara sejarah kita flashback, peak production kita di tahun 1994 itu 2.960 ribu boepd. Kemudian sejak itu kita decline. Kecuali tahun 2000-an saat ditemukannya Banyu Urip, terus turun lagi," ujar Nanang.

Sebelumnya, Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan konsumsi minyak di masa transisi energi memang akan mengalami penurunan secara persentase. Namun secara volume justru akan mengalami kenaikan.

Oleh sebab itu, upaya untuk menggenjot produksi migas nasional melalui kegiatan eksplorasi menjadi sesuatu hal yang cukup penting dilakukan.

"Kalau bicara 1 juta barel dan 12 BSCFD tulang punggungnya eksplorasi, tanpa itu gak ada itu. 12 BCFD dan 1 juta itu gak ada, jadi memang harapan kita adalah eksplorasi. Eksplorasi ini akan tunjukkan kegiatan-kegiatannya betapa pentingnya," ujar Benny dalam Diskusi Media dengan tema kegiatan eksplorasi hulu migas, Rabu (17/5/2023).

Berdasarkan catatan SKK Migas, potensi sumber daya migas nasional per 2022 untuk minyak totalnya yakni 23,6 miliar barel minyak (BBO) dan gas 271,4 triliun kaki kubik (TCF). Adapun top 3 potential basin untuk Minyak yakni di Sumatera Selatan (3.5 BBO), Sumatera Utara (2.7 BBO), dan Jawa Timur (2.7 BBO), sedangkan top 3 potential basin untuk Gas yakni di Bintuni (72.7 TCF), Sumatera Utara (51.3 TCF), dan Aru-Tanimbar (23.7 TCF).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lifting Minyak RI Masih di Bawah Target 605.000 Barel, Ini Datanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular