
Harga Beras Bergerak Liar, Sudah Bikin Resah Pedagang
Harga beras hari ini naik, tercatat rekor tertinggi. Harga beras medium per hari ini naik Rp. 20.000 ke Rp. 12.110/kg menurut Panel Badan Pangan.

Penjual melayani pembeli beras di pasar Pal Merah, Jakarta, Rabu (23/8/2023). Harga beras terpantau naik hari ini dan kembali cetak rekor tertinggi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Panel Badan Pangan mencatat, harga beras medium kemarin (22/8/2023) naik Rp 20 ke Rp 12.110/ kg, rata-rata nasional harian di tingkat pedagang eceran. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Beberapa pedagang mengeluhkan sepinya pembeli karena harga semakin hari naik terus. "Harga beras naik sehari dua kali, pagi naik Rp. 100 rupiah /kg sore naik lagi Rp. 100 rupiah/kg kalo dikali lima hari saja sudah ketauan harganya kan" ungkapnya Nur Wangsa (55) penjual beras dilokasi pasar. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Menurut pedagang lainnya beras literan sekarang paling rendah 10 ribu semua. "Beras sekarang paling mulai dari Rp.12.000/kg Rp. 10,500/kg dan Rp. 10.000 /kg saja" jelasnya saat berbincang dengan CNBC Indonesia. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pantauan CNBC Indonesia dilokasi tak banyak warga maupun karyawan rumah makan yang berbelanja, padahal sebelum harga beras naik toko beras Los AKS Lantai Dasar selalu ramai pembeli. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik Rp. 170 ke Rp. 5.880/ kg, dan di tingkat penggilingan naik Rp. 140 ke Rp. 6.170/kg. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sementara itu, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan naik Rp. 100 ke Rp. 6.710/kg, dan beras medium di penggilingan naik harga Rp. 50 jadi Rp. 10.890/ kg. Beras premium juga naik harga di tingkat penggilingan, sebesar Rp. 100 jadi Rp. 12.120/kg. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Mengutip CNBC Indonesia ada 4 penyebab kenaikan harga beras yang luar biasa tinggi tersebut. Mulai dari siklus panen, efek fenomena El Nino, ekspektasi penurunan produksi, hingga kebijakan pembatasan di berbagai negara, seperti larangan ekspor beras non-basmati oleh India. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Meski faktor-faktor tersebut ada yang tak berdampak langsung ke Indonesia, namun memicu sentimen yang mempengaruhi pasar di dalam negeri. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)