Internasional

Senjata Sederhana Rusia Ini Bikin Sulit Tentara Ukraina

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 August 2023 14:19
Seorang tentara Ukraina mengambil peluru dari ranselnya di kamp pelatihan di tengah perang Rusia-Ukraina di Donetsk, Ukraina pada 11 Mei 2023. Bentrokan paling intens di negara itu berlanjut di Donetsk. (Vincenzo Circosta/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Seorang tentara Ukraina mengambil peluru dari ranselnya di kamp pelatihan di tengah perang Rusia-Ukraina di Donetsk, Ukraina pada 11 Mei 2023. Bentrokan paling intens di negara itu berlanjut di Donetsk. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan balasan Ukraina untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia berjalan dengan lambat. Pasalnya ada salah satu senjata sederhana milik Rusia menjadi halangan besar penghambat laju pasukan Ukraina, yakni ranjau darat.

Akibatnya, pasukan Ukraina mengubah mengubah strategi. Alih-alih mencoba menerobos dengan kendaraan tempur infanteri dan tank tempur yang disediakan sekutu Barat, pasukannya bergerak maju, perlahan, dengan berjalan kaki.

Disebutkan ada sekelompok kecil pasukan Ukraina, dengan merangkak hingga terkadang tengkurap, ditugaskan mencari ranjau Rusia di garis depan dan meledakkannya untuk membuka jalan bagi pasukannya untuk maju.

Militer Ukraina menyebut perebutan wilayah oleh Rusia beberapa waktu lalu memberi Moskow waktu untuk bersiap. Area antara 3 dan 10 mil di depan benteng utama Rusia telah ditanam ranjau anti-tank dan anti-personil serta kabel perjalanan. Ukraina menyebut pertahanan ini telah berhasil menghentikan kemajuan Ukraina.

"Anda tidak dapat lagi melakukan apapun hanya dengan tank dengan beberapa baju besi, karena ladang ranjau terlalu dalam, dan cepat atau lambat, itu akan berhenti dan kemudian akan dihancurkan oleh tembakan terkonsentrasi," kata Jenderal Valery Zaluzhny, kepala militer Ukraina, dikutip dari The Washington Post, Rabu (23/8/2023).

"Kami memerlukan peralatan khusus, kami memerlukan peralatan pembersihan ranjau jarak jauh yang khusus," tambah Zaluzhny.

Oleksiy Danilov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, menggambarkan kepadatan ranjau Rusia sebagai kegilaan.

"Rata-rata, ada 3-4-5 ranjau per meter persegi. Bayangkan betapa sulitnya pekerjaan menjinakkannya agar militer kita bisa bergerak sesudahnya," ujar Danilov.

Ranjau darat sendiri telah digunakan dalam banyak konflik. Selama Perang Dunia II, pasukan Australia di Afrika utara selama Pertempuran Alamein Kedua harus membuka jalan melalui ladang ranjau Jerman sedalam hampir 10 kilometer. Selama Perang Teluk 1991, pasukan Amerika dan Inggris memiliki tantangan yang sama sebelum mereka dapat menyerang garis pertahanan pertama Irak.

Pada dasarnya, ranjau adalah bom tersembunyi di bawah permukaan tanah, dirancang meledak baik dengan tekanan atau kedekatan dengan seseorang atau kendaraan. Senjata ini pertama kali digunakan secara luas dalam peperangan selama abad ke-20, dan hingga hari ini terus membunuh baik tentara maupun warga sipil.

Dalam operasi militer, pasukan yang bergerak maju harus membersihkan ladang ranjau, menerobos ikatan kawat, melintasi parit anti-tank, dan menghancurkan titik-titik kuat. Karena pasukan darat tidak selalu bisa mengitari pertahanan musuh seperti ini, diperlukan kombinasi taktik dan teknologi untuk menembusnya.

Secara umum, hal ini mencakup gabungan angkatan bersenjata (infanteri, tank, insinyur tempur, artileri, peperangan elektronik, logistik dan dukungan udara) dan penerapannya dalam melanggar doktrin. Operasi ini menjadi paling kompleks dan menuntut pasukan yang terlatih dan dipimpin dengan baik.

Ukraina sebenarnya dipasok beberapa kendaraan berat penyapu ranjau dari barat. Akan tetapi saking banyaknya ranjau yang dipasang oleh Rusia, mereka tetap mengalami kesulitan untuk bergerak melakukan serangan balasan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Berlanjut! Rusia Kirim Rudal ke Ukraina, Listrik Langsung Padam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular