Indef: Pekerja di Jakarta Dukung WFH, Tapi...

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Rabu, 23/08/2023 10:45 WIB
Foto: Kemacetan menyebabkan polusi udara di Jakarta. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai mayoritas warganet sebenarnya mendukung kebijakan WFH atau kerja dari rumah untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Namun, sebagian dari mereka masih meragukan efektivitas dari kebijakan ini untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

"Sebenarnya publik mendukung, namun ternyata masih ada yang meragukan," kata Data Analyst Continuum INDEF Maisie Sagita dalam diskusi publik di kanal Youtube INDEF, Selasa (22/8/2023).

Keraguan publik terhadap kemanjuran WFH untuk mengatasi polusi udara punya alasannya. Maisie mengatakan publik menilai sumber utama masalah polusi bukanlah asap kendaraan, melainkan keberadaan PLTU batu bara. "Mereka merasa WFH tidak memperbaiki akar masalah yaitu masalah PLTU," kata dia.


Hasil ini didapatkan INDEF melalui pemantauan dan analisis tren pembicaraan di Twitter pada 31 Juli hingga 20 Agustus 2023. Pemantauan menemukan bahwa terjadi 44.268 kali cuitan mengenai polusi udara Jakarta dan dilakukan oleh 34.590 akun.

Hasil analisis menemukan bahwa ada 3 solusi paling populer untuk mengatasi masalah polusi ini. Pertama adalah menggunakan transportasi umum, kendaraan listrik dan WFH. Meski berada di urutan kedua paling populer, penggunaan kendaraan listrik justru menjadi solusi yang paling diragukan efektivitasnya.

Sebab, penggunaan kendaraan listrik dianggap akan meningkatkan kebutuhan listrik, yang pada akhirnya berefek pada meningkatnya aktivitas PLTU batubara.

Sementara, penggunaan kendaraan umum menjadi solusi paling populer nomor satu dan paling didukung oleh netizen, yakni mendapatkan dukungan 89,4%. Kebijakan WFH menjadi kebijakan yang paling didukung nomor 2 dengan angka 77,1% dukungan.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 68% Orang RI Tergolong Miskin -Jerman Hapus Hari Libur Nasional