Tolak Saran IMF, Bos BI: Kami Lebih Pengalaman!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Rabu, 23/08/2023 07:25 WIB
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membuka rangkaian acara ASEAN Finance Ministers’ and Central Bank Governors' Meeting (AFMGM) di Jakarta, Selasa (22/8/2023). Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan ASEAN Fest 2023 pada 22-25 Agusuts 2023 yang terdiri dari acara seminar, festival inklusi keuangan digital hingga showcasing budaya di JCC Senayan, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo secara blak-blakan menceritakan bagaimana jajarannya memilih cara sendiri dalam mengatasi inflasi. Cara ini bertolak belakang dari pendekatan global, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF).

Saat itu, inflasi dunia melonjak naik. Hal ini dipicu oleh pandemi yang melandai dan perang Rusia dan Ukraina yang menghambat rantai pasok sehingga mengerek harga bahan pangan dan lainnya.

Di tengah tantangan ini, alih-alih mengikuti saran IMF, Bank Indonesia (BI) memilih untuk mempelajari struktur penyebab inflasi, sehingga kebijakannya bukanlah pada sisi moneter.


"Kami tidak peduli dengan apa yang dikatakan IMF. Kami berterima kasih atas sarannya," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di sela-sela pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governos Meeting (AFMGM), di Senayan, Jakarta, dikutip Rabu (23/8/2023).

"Anda mungkin dianggap lebih pintar tetapi kami lebih berpengalaman," tegasnya

Menurut BI, pilihan untuk meredamnya lewat suku bunga acuan akan membuat pertumbuhan ekonomi kembali melambat. Perry pun mencontohkan kasus di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. AS berjuang hanya menggunakan satu instrumen hanya suku bunga untuk melawan inflasi.

"Nyatanya, butuh waktu sangat lama dan sekarang ekonominya resesi. Eropa pun sama, inflasi tinggi sangat tinggi," ungkap Perry.

Inflasi Indonesia adalah masalah pasokan. Maka dari itu BI bersama pemerintah pusat dan daerah memastikan pasokan terjaga lewat berbagai cara, dari pemantauan hingga eksekusi.

"Indonesia menahan diri untuk tidak menggunakan manajemen arus modal," ungkap Perry.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2025 Jadi 3%