Jokowi Bakal Hadiri KTT BRICS di Afrika Selatan 22-24 Agustus
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memastikan bakal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan pada 22-24 Agustus mendatang. Ini merupakan salah satu kegiatan di tengah rangkaian kunjungan kerjandi Benua Afrika.
"Untuk Afrika Selatan, Indonesia diundang dalam KTT BRICS, dan tentunya di sela-sela KTT BRICS akan dilakukan berbagai pertemuan bilateral dengan kepala negara lainnya," kata Jokowi di Bandara Kualanamu, Sumatra Utara, Minggu (20/8/2023).
Nantinya pertemuan ini juga akan diperkirakan bakal dihadiri banyak petinggi negara. Seperti dilansir Reuters, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden China Xi Jinping, Presiden Brasil Luiz Lula da Silva dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan tidak akan hadir secara langsung. Ini karena surat perintah penangkapannya yang dikeluarkan Pengadilan Kriminal Internasional atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.
Selain itu banyak pemimpin negara di seluruh Afika, Amerika Latin, Asia, dan Karibia yang diundang pertemuan itu, termasuk pejabat tinggi PBB, Ketua Komisi Uni Afrika dan Presiden New Development Bank, hingga para pemimpin bisnis.
Lantas apa yang akan dibahas?
Reuters menerangkan isu yang paling kontroversial yang bakal didiskusikan adalah perluasan BRICS dengan menambah anggota baru. Di mana lebih dari 40 negara termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Argentina, Indonesia, Mesir, dan Ethiopia telah menyatakan minat bergabung dengan BRICS, menurut Afrika Selatan.
China yang berusaha memperluas pengaruhnya saat berselisih dengan Amerika Serikat atas perdagangan dan geopolitik, mendukung ekspansi BRICS, sementara Brasil skeptis. Rusia berharap mengatasi isolasi diplomatik atas perang Ukraina juga ingin membawa anggota baru seperti Afrika Selatan.
Tidak hanya itu, kelompok dagang ini juga diharapkan membahas bagaimana meningkatkan penggalangan dana dan pinjaman dalam mata uang lokal dalam Bank Pembangunan Baru (New Development Bank/NDB) atau yang disebut Bank BRICS.
Menteri Keuangan Afrika Selatan Enoch Godongwana mengatakan penggunaan mata uang lokal akan membantu menghilangkan risiko dampak fluktuasi valuta asing.
Perkembangan mata uang dollar telah terhadap mata uang pasar negara berkembang sejak Rusia menyerang Ukraina. Selain itu The Fed juga mulai menaikan suku bunga untuk melawan inflasi sejak awal 2022, yang membuat utang dollar lebih mahal.
Meski menurut Diplomat Senior BRICS Afrika Selatan tidak akan ada pembicaraan tentang mata uang bersama BRICS selama KTT.
Selama KTT BRICS juga akan dibahas mengenai kerja sama ekonomi, terkait peluang perdagangan dan investasi diberbagai sektor. Terutama energi, infrastruktur, ekonomi digital, dan pasar kerja.
Lalu dalam KTT juga kemungkinan yang dibahas adalah kemungkinan undangan memperluas undangan bagi negara yang menghadiri KTT ke-67 pemimpin di seluruh Afrika, Amerika Latin, Asia dan Karibia.
Sebelumnya Perancis menyatakan minat untuk menghadiri KTT itu, tapi Rusia menentang karena dukungan Perancis untuk Ukraina dalam perang.
Perhatian khusus juga diberikan pada BRICS dan negara Afrika, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor mengatakan bahwa Mitra BRICS sangat ingin mengeksplorasi peluang mendapatkan keuntungan dari kawasan perdagangan bebas benua Afrika.
(miq/miq)