
Top! Pembangkit Panas Bumi Sumbang 30% Listrik di Sulawesi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Lahendong unit 5 dan 6 milik PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGEO) di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, memiliki potensi yang cukup besar dan menjanjikan. Di wilayah kerja penambangan (WKP) tersebut terdiri dari dua blok, yakni Topaso dan Lahendong.
Untuk blok Topaso, saat ini PGE telah membangkitkan 2x20 atau 40 Megawatt (MW) kapasitas terpasang energi panas bumi. Secara total, PGE memiliki potensi energi panas bumi lebih dari 200 MW. Direktur operasi PGEO Ahmad Yani menuturkan wilayah kerja tersebut memiliki total kapasitas hingga 120 MW. Dengan begitu PGE dapat berkontribusi hingga 30% dari kebutuhan listrik wilayah Sulawesi Utara, Tengah, hingga Gorontalo.
Ke depannya, PGE area Lahendong juga berkomitmen untuk terus menambah besaran kapasitas energi terpasang. Dia mengatakan rencananya pada 2027 akan dilakukan penambahan kapasitas terpasang 50 MW dengan dibukanya PLTP unit 7 dan 8.
"Sekarang sedang berjalan proses untuk extend atau tambahan kapasitas menjadi 50 MW dengan rencana pengembangan unit 7 dan 8 masing-masing 20 MW plus 10MW dari binary nya. Target ini 2027 untuk berhasil commercial operational date (COD) nya," ujar Ahmad kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (21/8/2023).
Dengan adanya penambahan kapasitas produksi tersebut, Ahmad mengatakan bahwa kontribusi PGE akan bisa meningkat menjadi 35% sampai 40% dari total kebutuhan listrik yang ada di Sulawesi Utara.
Sementara itu, Direktur keuangan PGE Nelwin Aldriansyah mengatakan dalam 5 tahun mendatang perusahaan menargetkan bisa memiliki pengembangan tambahan 600 MW di berbagai area di Indonesia.
Secara total, penambahan 600 MW ini akan membutuhkan biaya investasi hingga US$ 1,6 miliar. Dari angka itu, PGE telah mendapatkan sekitar US$ 500 juta US dari proses IPO yang akan digunakan untuk mengembangkan kapasitas tambahan terpasang PGE menjadi di atas 1 GW dalam 5 tahun mendatang.
"Dari 600 MW itu kita fokusnya 2 tahun pertama pengembangan 340 MW itu yang paling intensif dalam pengembangan energi bright the power atau Coal Generation di seluruh Indonesia," kata dia.
"Di Tomohon untuk coal Generation kurang lebih ada 35 MW plus 40 yang konvensional di unit 7 dan 8. Secara total coal generation kita menargetkan ada pertumbuhan 210 MW yang merupakan bagian dari 600 MW tadi," sambungnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Saksikan Inovasi PGEO untuk Maksimalkan Potensi Geotermal