Nasib! 47 Tahun Dinanti, Misi Bulan Pertama Rusia Gagal

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
20 August 2023 21:00
Dalam foto selebaran ini yang disediakan oleh NASA, roket SpaceX Falcon 9 yang membawa pesawat ruang angkasa Crew Dragon perusahaan diluncurkan pada misi SpaceX Crew-5 NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional bersama astronot NASA Nicole Mann dan Josh Cassada, Astronot Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang (JAXA) Koichi Wakata, dan kosmonot Roscosmos Anna Kikina di Pusat Antariksa Kennedy NASA pada 05 Oktober 2022 di Cape Canaveral, Florida. (Getty Images via AFP/NASA)
Foto: Dalam foto selebaran ini yang disediakan oleh NASA, roket SpaceX Falcon 9 yang membawa pesawat ruang angkasa Crew Dragon perusahaan diluncurkan pada misi SpaceX Crew-5 NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional bersama astronot NASA Nicole Mann dan Josh Cassada, Astronot Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang (JAXA) Koichi Wakata, dan kosmonot Roscosmos Anna Kikina di Pusat Antariksa Kennedy NASA pada 05 Oktober 2022 di Cape Canaveral, Florida. (Getty Images via AFP/NASA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Misi bulan pertama Rusia dalam 47 tahun gagal pada Sabtu, (19/8/2023), ketika pesawat ruang angkasa Luna-25 lepas kendali dan jatuh ke bulan setelah mendapati masalah persiapan untuk orbit pra-pendaratan.

Perusahaan antariksa milik Rusia, Roskosmos mengaku telah kehilangan kontak dengan pesawat itu pada Sabtu pukul 11:57 GMT setelah pesawat itu bermasalah ketika didorong ke orbit sebelum mendarat. Padahal, pendaratan telah direncanakan pada hari Senin.

"Alat itu bergerak ke orbit yang tidak dapat diprediksi dan lenyap akibat tabrakan dengan permukaan Bulan," kata Roskosmos dalam sebuah pernyataan mengutip Reuters.

Komisi antar-departemen khusus telah dibentuk untuk menyelidiki alasan di balik hilangnya pesawat Luna-25.

Kegagalan tersebut menguatkan pelemahan industri ruang angkasa Rusia pasca kejayaannya saat Perang Dingin. Saat itu Moskow berhasil meluncurkan satelit ke orbit Bumi - Sputnik 1 pertama kali, pada tahun 1957, dengan kosmonot Soviet Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa pada tahun 1961.

Rusia belum pernah melakukan misi ke bulan sejak Luna-24 pada 1976, ketika pemimpin Komunis Leonid Brezhnev memerintah Kremlin.

Televisi negara Rusia menempatkan berita tentang hilangnya Luna-25 di nomor 8 dalam barisannya pada siang hari dan memberikannya liputan hanya 26 detik.

Sebelumnya, Rusia telah berlomba melawan India, yang pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3-nya dijadwalkan mendarat di kutub selatan bulan minggu ini. "Chandrayaan-3 India akan mendarat di bulan pada 23 Agustus," Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) memposting di X, sebelumnya Twitter, sesaat ketika berita tentang jatuhnya Luna tersiar.

Pejabat Rusia berharap bahwa misi Luna-25 akan menunjukkan bahwa Rusia dapat bersaing dengan negara adidaya di luar angkasa meskipun mengalami penurunan pasca-Soviet dan biaya yang sangat besar dari perang Ukraina.

"Sistem kontrol penerbangan adalah area yang rentan, yang harus melalui banyak perbaikan," kata Anatoly Zak, pencipta dan penerbit RusianSpaceWeb yang melacak program luar angkasa Rusia.

Zak mengatakan Rusia juga melakukan pendaratan di bulan yang jauh lebih ambisius sebelum melakukan misi orbit yang lebih sederhana - praktik yang biasa dilakukan oleh Uni Soviet, Amerika Serikat, China, dan India.

Ilmuwan Rusia telah berulang kali mengeluh bahwa program luar angkasa telah dilemahkan oleh manajemen yang buruk yang tidak realistis. Proyek juga diliputi oleh korupsi, dan penurunan kekakuan sistem pendidikan ilmiah Rusia pasca-Soviet.

Satu dekade lalu misalnya, kegagalan misi Fobos-Grunt 2011 ke salah satu bulan Mars menggambarkan tantangan yang dihadapi program luar angkasa Rusia. Ia bahkan tidak dapat keluar dari orbit bumi dan jatuh kembali ke bumi, menabrak Samudera Pasifik di 2012.

Akhirnya, pada awal 2010-an, Rusia membentuk misi Luna-25 ke kutub selatan bulan. Luna-25 memang berhasil keluar dari orbit bumi.

Tetapi kegagalan Luna-25 mematahkan asa Rusia untuk menjadi yang pertama mengambil sampel air beku yang diyakini para ilmuwan berada di kutub selatan bulan.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Ngamuk ke Rusia, Putin 'Acak-Acak' Jerman-Inggris

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular