
Kemenhub Usul Tarif LRT Jabodebek Rp 5.000 Selama Sebulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mulai mengumumkan besaran tarif LRT Jabodebek melalui subsidi tarif. Dasarnya ditetapkan berdasarkan formulasi hitungan yang tercantum pada dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2023 Tentang Penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek (ditetapkan pada 8 Juni 2023).
Namun Kemenhub mengusulkan adanya tarif diskon di awal masa operasi LRT Jabodebek. Tarif diskon dibagi 2 tahap.
Tahap pertama untuk awal pengoperasian 30 Agustus 2023 sampai 30 September 2023 atau kurang lebih 1 bulan untuk semua lintas pelayanan sebesar Rp 5.000. Dia mengatakan sebenarnya sudah diusulkan diskon 78% mengacu HUT RI ke-78. Dia bilang, dengan promo Rp 5.000 maka PSO yang diberikan bisa sampai 85%.
"Jadi Rp 5.000 sebenarnya kami menghitungkan 78%. Kalau dibuat rata-rata Rp 5.000 makanya bisa (PSO) ke 85%," ungkap Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal dalam media briefing Kementerian Perhubungan, Jumat (18/8/2023).
Tahap kedua, usulan promo berupa batas pengenaan tarif sebesar Rp 20.000 untuk semua lintas pelayanan dari 1 sampai 31 Oktober 2023. Meski demikian, ia menegaskan, tarif promo ini baru sebatas usulan.
![]() Suasana LRT (Jabodebek) Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (6/7/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
"Jangan lupa rencana, belum ada keputusannya," ucapnya.
Adapun besaran tarif bersubsidi LRT Jabodebek telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik (ditetapkan pada 14 Juli 2023).
"Besaran PSO (Public Service Obligation) di Rp 90-100 miliar untuk tahun ini aja, itu untuk sarana aja," sebutnya.
Dalam peraturan tersebut, dijelaskan mengenai besaran tarif LRT Jabodebek, yakni Rp 5.000 untuk 1 km pertama, dan selanjutnya Rp 700 untuk setiap kilometer (km) selanjutnya. Secara rinci tarif berdasarkan rute yakni:
Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Cawang sepanjang ± 10 km (Tarif Rp 11.300,-)
Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Harjamukti sepanjang ± 25 km (Tarif Rp 21.800,-)
Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Jatimulya sepanjang ± 28 km (Tarif Rp 23.900,-)
Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Halim sepanjang ± 13 km (Tarif Rp 13.400,-)
Stasiun Harjamukti - Stasiun Jatimulya sepanjang ± 33 km (Tarif Rp 27.400,-)
Stasiun Harjamukti - Stasiun Cawang sepanjang ± 15 km (Tarif Rp 14.800,-)
Stasiun Harjamukti - Stasiun Halim sepanjang ± 19 km (Tarif Rp 17.600,-)
Stasiun Jatimulya - Stasiun Cawang sepanjang ± 18 km (Tarif Rp 16.900,-)
Stasiun Jatimulya - Stasiun Cawang sepanjang ± 15 km (Tarif Rp 14.800,-)
Stasiun Cawang - Stasiun Halim sepanjang ± 4 km (Tarif Rp 7.100,-)
Dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan angkutan massal, diharapkan dapat menekan tingkat kemacetan dan polusi udara, khususnya di wilayah perkotaan teraglomerasi seperti Jabodetabek.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, Ini Alasan Kemenhub