
Perang Rusia-Ukraina! Turki Beri Peringatan, Putin Sorot Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia Ukraina masih panas. Terbaru, Turki memperingatkan Moskow untuk menghindari esklasi.
Hal ini terjadi setelah sebuah kapal kargo berisi warga negara Turki diserang oleh angkatan laut Rusia. Kantor Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta militer Presiden Vladimir Putin berhati-hati.
"Federasi Rusia berhati-hatilah untuk menghindari upaya semacam itu, yang meningkat terutama di Laut Hitam," tegas kepresidenan Turki Kamis maktu setempat, dimuat AFP, Jumat (18/8/2023).
Sebelumnya Kapal Sukru Okan berbendera Palau ditembaki oleh angkatan laut Rusia Minggu lalu. Personel militer Rusia kemudian naik ke kapal untuk melakukan inspeksi.
Beberapa saat setelahnya, militer Rusia memang membiarkannya berlayar menuju pelabuhan Izmail Ukraina, rute ekspor utama produk pertanian Kyiv. Kapal itu digunakan Turki untuk mengangkut hasil pangan Ukraina.
Insiden itu terjadi saat serangan di wilayah Laut Hitam melonjak. Ini mengikuti keputusan Rusia untuk menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Ukraina (Black Sea Grain Deal) bulan lalu yang mengamankan kapal-kapal hasil pangan Ukraina dari blokade dan rudal Rusia.
Turki sebelumnya membantu menengahi perjanjian yang didukung PBB itu, menggunakan hubungan baiknya dengan Moskow dan Kyiv. Perjanjian tersebut merupakan kesepakatan besar satu-satunya, yang dicapai kedua belah pihak selama perang.
Putin Sorot Asia
Sementara itu, dalam kemunculan terbarunya Rabu, Putin memperingatkan Asia. Ini terkait kemungkinan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berintegrasi dengan AUKUS, pakta keamanan antara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia.
Hal ini disampaikannya saat berbicara dalam Konferensi Keamanan Internasional ke-21 di Moskow. Menurutnya, NATO dan AUKUS mengikuti upaya Amerika Serikat (AS) untuk "membentuk" kembali kawasan Asia-Pasifik demi memenuhi kebutuhannya sendiri.
"AS berupaya, antara lain, untuk memformat ulang sistem interaksi antar negara yang telah berkembang di kawasan Asia-Pasifik," kata Putin, seperti dikutip RT.
"Pengembangan strategi Indo-Pasifik pada dasarnya ditujukan untuk menciptakan asosiasi militer-politik yang dikendalikan oleh Washington," tambahnya.
Putin menyebutkan kemungkinan integrasi itu sebagai neo-kolonial Barat. Ini guna menunda pembentukan dunia multipolar dengan mendestabilisasi dan memicu ketegangan di berbagai wilayahnya.
"Tujuan mereka yang melakukan ini sudah jelas. Untuk terus mendapatkan keuntungan dari tragedi kemanusiaan, untuk mengadu domba orang satu sama lain, untuk memaksa negara tunduk pada sistem neo-kolonial dan untuk mengeksploitasi sumber daya mereka tanpa ampun," kata Putin.
Rusia, tambahnya, berkomitmen untuk mengurangi konfrontasi di tingkat global dan regional itu. Ia juga mengatakan terus berjuang untuk pengembangan tatanan dunia multipolar, berdasarkan prioritas norma dan prinsip hukum internasional, serta kerja sama dan kepercayaan yang konstruktif.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Buat Kejutan di Pintu Gerbang Rusia, Ini Reaksi Putin
