Media Asing Soroti Teror Begal di RI, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangkaian kasus begal yang berujung kekerasan hingga pembunuhan menjadi sorotan media asing. Media Prancis, AFP bahkan memuat artikel khusus berjudul 'Wave of violent Indonesia muggings sparks 'shoot-to-kill' calls'.
Media itu menyoroti bagaimana polisi di kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), menembak mati seorang begal bulan lalu. Langkah ini dilakukan sebagian dari upaya untuk membasmi mereka.
Komentar Wali Kota Medan Bobby Nasution juga dimuat. Ia memuji para petugas yang terlibat dan mengatakan begal seperti itu harus ditembak mati di tempat.
"Saya menghargai ini karena begal dan penjahat tidak punya tempat di Medan," tulis AFP mengutip menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
Penolakan dari kelompok hak asasi manusia juga ditulis. Bagaimana grup itu mengecam dan mendesak penyelidikan atas pembunuhan begal juga dipaparkan.
"Mereka menolak kebijakan yang memberikan hak kepada petugas dan warga negara untuk main hukum sendiri," muat AFP lagi.
"Tidak pantas pejabat publik menyatakan dukungan untuk tindakan di luar hukum seperti itu. Penembakan itu tidak hanya melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia, seperti hak untuk hidup, hak atas pengadilan yang adil, tetapi juga peraturan," tulis media itu memuat komentar Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid.
Meski begitu, AFP pun memperlihatkan bagaimana sentimen publik sebenarnya. Di bawah video viral serangan begal, pengguna media sosial menyerukan agar pencuri ditembak mati atau menghadapi hukuman mati.
Ini tak hanya terjadi di Medan, tapi juga ibu kota Jakarta. Di sebuah wilayah di timur DKI, disebut para pemimpin wilayah setempat telah mengeluarkan hadiah Rp 10 juta untuk menangkap begal.
"Saat ini kasus begal dengan kejam menyerang korbannya dengan arit, senapan angin, dan batu. Ini meneror warga di Jakarta, Medan, dan pusat kota lainnya," jelasnya lagi mengumbar masalah di RI ini.
"Mereka (pelaku begal) mendekati korbannya dengan motor roda dua, biasanya mereka berada di area sepi yang tak tertangkap kamera keamanan. Hal ini dapat membuat mereka dapat melarikan diri dengan cepat setelah perampokan," tambahnya.
Sebelumnya, di Medan, kota terbesar kelima di Indonesia, pihak terkait mencatat 45 serangan begal sejak Januari. Ada pula satu kasus brutal dua bulan lalu menimbulkan kegemparan.
"Kepala seorang pelajar Insanul Anshori Hasibuan dibacok oleh seorang pria dengan menggunakan parang saat sedang mengendarai motor. Begal tersebut tak hanya membunuh Insanul, tetapi juga mencuri dompetnya," muat media itu lagi.
"Hasibuan, berusia 22 tahun, meninggal di rumah sakit setelah begal dan kawanannya menyerangnya dan kabur dengan membawa isi dompetnya yang berisi Rp 70.000. Empat tersangka kemudian ditangkap, dan menghadapi hukuman 15 tahun penjara jika terbukti bersalah," tambahnya.
Menurut data resmi, muat AFP lagi, tingkat perampokan meningkat pada tahun 2023 di RI. Tetapi, muat media tersebut, para ahli mengatakan data kriminal Indonesia seringkali tidak lengkap karena tidak dilaporkan.
(sef/sef)