
Soal Divestasi Vale, Bos MIND ID: Kita Harus Jadi Pengendali

Jakarta CNBC Indonesia - Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN Pertambangan MIND ID, Hendi Prio Santoso secara tegas menyampaikan bahwa Indonesia melalui perusahaannya harus menjadi pengendali PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pasca selesainya divestasi saham perusahaan asal Kanada tersebut.
Sejatinya, MIND ID ingin memastikan bahwa Indonesia turut mengambil andil dalam pengembangan tambang Vale Indonesia itu. Mengingat, pengembangan tambang Vale dinilai masih kurang.
"Kita harus jadi pengendali. Karena kita ingin memastikan pengembangan terjadi. Kan selama ini sejak 2014 pengembangannya kalau menqoute Pak Menteri kan kurang," ujar Hendi saat ditemui di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Hendi membeberkan proses akuisisi saham Vale sebagai salah satu syarat perpanjangan masih dalam proses. Namun ia memastikan saham Vale yang akan dialihkan ke holding tambang tidak hanya sebatas pada 14%. "Nggak 14%. Belum tentu. Masih dinegosiasi," kata dia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya membeberkan pengambilalihan saham PT Vale Indonesia sebagai syarat perpanjangan kontrak nantinya akan bertambah 3%. Dengan demikian, saham Vale yang akan dialihkan ke holding tambang MIND ID akhirnya menjadi 14% dari yang semula 11%.
Menurut Arifin, proses pelepasan saham Vale hingga kini masih terus berlangsung. Namun yang pasti, Vale sendiri telah menyepakati bertambahnya jumlah saham yang akan dilepas ke MIND ID.
"Persentase yang terakhir 11%+3%, jadi dengan 14% itu maka komposisinya MIND ID akan lebih besar," ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (7/7/2023).
Meski begitu, Arifin belum dapat membeberkan mengenai harga saham 14% yang akan dilepas oleh Vale. Hanya, Vale kabarnya sudah lebih fleksibel mengenai harga saham yang akan dilepas.
"Yang basic dulu disepakati baru kemudian nanti, intinya Vale mau lebih fleksibel soal harga. Kita harap memang harus demikian," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Divestasi Saham Vale Mengerucut: Tunggu Harga!
