Kala Sri Mulyani Bikin Gubernur BI Bertanya-tanya

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
14 August 2023 13:21
Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat mengahdid acara opening ceremony Temu Bisnis Tahap VI. (YouTube/Ministry of Finance Republic of Indonesia)
Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat mengahdid acara opening ceremony Temu Bisnis Tahap VI. (YouTube/Ministry of Finance Republic of Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa Kementerian Keuangan tahun ini tak banyak menerbitkan surat berharga negara (SBN). Bahkan, sampai-sampai membuat Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bertanya-tanya.

Hingga Juli 2023, kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) juga masih mencatatkan surplus sebesar Rp 153,5 triliun atau 0,72% dari produk domestik bruto (PDB). Kondisi kseimbangan primer juga masih surplus sebesar Rp394,5 triliun.

Kondisi kas keuangan negara yang masih surplus itu membuat Sri Mulyani Indrawati menahan-nahan penerbitan surat utang. Meskipun, ia mengakui dari sisi permintaan investor masih cukup banyak karena imbal hasilnya masih sangat kompetitif.

"Kalau sekarang kompetitif, demand banyak, supply kita tahan, sampai Pak Gubernur itu tanya 'Bu enggak ngeluarin lagi bu?' malah mau beli," ucap Sri Mulyani dalam acara dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Pembiayaan utang pemerintah melalui penerbitan surat utang memang turun tajam, hingga Juli 2023 pun hanya naik sedikit. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan dalam Konferensi Pers APBN Kita, akhir pekan lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembiayaan utang pada 2023 yang berdasarkan UU APBN Rp696,3 triliun hingga semester I sampai dengan Juni, hanya Rp 166,5 triliun yang terealisir.

"Bulan Juli ini kenaikan menjadi Rp 194,9 triliun. Ini artinya dilihat dan dibandingkan dengan penarikan utang tahun lalu, maka pembiayaan utang mengalami penurunan sangat tajam yaitu 17,8%," ujar Sri Mulyani, Jumat (11/8/2023).

Dengan demikian, pemerintah baru mengeluarkan 28% dari target di dalam UU APBN. Surat berharga negara, kata Sri Mulyani yang seharusnya dikeluarkan secara neto Rp 712,9 triliun, ternyata hingga akhir Juli hanya Rp 184,1 triliun.

"Ini hanya 25,8% dari total dan ini juga turun tajam 17,8% dibandingkan tahun lalu," kata Sri Mulyani.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani & Bos BI Kompak Hadir di Banggar DPR, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular