Sri Mulyani Cerita Masa Kuliah, Uang Saku Rp 15.000 per Bulan

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Senin, 14/08/2023 11:11 WIB
Foto: Sri Mulyani dalam acara RAPBN Kita Agustus 2023. (Tangkapan kayar youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kalangan muda untuk pintar-pintar mengelola keuangannya di tengah gempuran semakin mudahnya akses keuangan dan transaksi. Ini menurutnya penting supaya pemahaman untuk investasi masyarakat semakin kuat.

Ia menceritakan, gempuran kemudahan berinvestasi dan transaksi ini tak ia temukan saat dirinya masih menjadi mahasiswa. Saat zamannya dulu, transaksi uang saku dari orang tua masih harus melalui PT Pos sehingga lama dan harus dihitung-hitung kecukupannya untuk memenuhi kehidupan sebulan.

"Saya mahasiswa kos-kosan uang saku hanya Rp 15.000 per bulan. Kalau dapat dari Kantor Pos bukan di transfer mobil banking, di UI Salemba di depannya ada Kantor Pos, ambil di sana, masuk tabungan di lemari, di bawah koran tempat baju saya," ujar Sri Mulyani dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan di Jakarta, Senin (14/8/2023).


Saat itu, tentu kata dia tantangan transaksi keuangan dan aksesnya tidak seberat saat ini. Sebab, uangnya berbentuk fisik sehingga dapat dilihat besarannya ketika ingin menggunakan. Sedangkan saat ini, tabungan anak muda hanya berbentuk nominal dan transaksinya mudah dengan bantuan sistem digital dan elektronik.

"Jadi enggak tahu juga tiba-tiba sisa berapa. Kalau dulu kita uangnya fisik, bisa dilihat, buat naik bemo berapa, makan siang berapa, sisa berapa. Jadi konteksnya beda, anda bisa investasi macam-macam, dulu mahasiswa kita baru diajari trading saham," tegasnya.

Karena itu, dia mengingatkan literasi keuangan menjadi sangat penting saat ini supaya masyarakat muda mampu menjaga kesehatan finansialnya dengan mengukur setiap transaksinya hingga mampu berinvestasi pada tempat-tempat yang menguntungkan. Sehingga, pembiayaan bagi negara juga terjaga.

"Setiap generasi punya peran penting memperjuangkan, membangun, mengusahakan, dan membiayai pembangunan, karena setiap kita, semua kondisi, ekonominya mungkin berbeda-beda tapi untuk pembangunan berkelanjutan dibutuhkan pembiayaan tapi juga dibutuhkan sektor keuangan yang stabil tapi juga dalam," tegasnya.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mantan Menteri Kebudayaan Bagikan 3 "Life Skills" Terpenting