Jadi Negara Anggota OECD, Indonesia Harus Setor Berapa Euro?

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
10 August 2023 17:15
Mathias Cormann, Secretary-General of the OECD, arrives for the G20 leaders' summit in Nusa Dua, Bali, Indonesia, November 15, 2022. REUTERS/Willy Kurniawan/Pool
Foto: OECD Secretary General Mathias Cormann, REUTERS/WILLY KURNIAWAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia belum membicarakan besaran iuran bila akhirnya bisa bergabung dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, fokus pemerintah saat ini ialah merealisasikan keinginan Presiden Joko Widodo supaya Indonesia bisa bergabung menjadi anggota OECD.

Untuk bisa bergabung ke dalam organisasi kerja sama dan pembangunan ekonomi itu, Indonesia harus mendapat persetujuan dari 38 negara anggota OECD. Prosesnya pun kata Airlangga membutuhkan waktu 4-8 tahun.

Bila 38 negara anggota OECD sepakat Indonesia bisa bergabung, maka mereka akan menyiapkan peta jalan keanggotaan Indonesia di OECD. Sekertaris Jenderal OECD Mathias Cormann pun telah datang ke kantor Airlangga siang ini.

"Kalau itu (iuran keanggotaan) nanti saja, yang penting roadmapnya dulu baru bayar," kata Airlangga saat ditemui di kantornya selepas pertemuandengan Mathias, Jakarta, Kamis (10/8/2023).

Dikutip dari laman oecd.org, OECD didanai oleh negara-negara anggotanya. Besaran kontribusi iurannya didasarkan pada formula yang memperhitungkan kapasitas ekonomi masing-masing negara anggota. Negara-negara juga dapat memberikan kontribusi sukarela untuk mendukung hasil finansial dalam program kerja OECD.

Penganggaran OECD terbagi ke dalam dua bagian. Anggaran bagian pertama atau yang disebut dengan The Part I Budget untuk 2023 senilai EUR 219,6 juta dan Part II Budgets EUR 118.7 juta, sehingga totalnya mencapai EUR 338,3 juta.

Untuk anggaran Part I didasarkan pada pembagian proporsi di antara negara-negara anggota dan skala ekonomi mereka masing-masing. Sedangkan anggaran Part II mencakup program-program yang diminati oleh sejumlah kecil anggota dan didanai menurut skala kontribusi atau kesepakatan lain di antara negara-negara peserta.

Adapun persentase bagian negara anggota dari kontribusi anggaran Part I untuk 2023 terbesar dari Amerika Serikat mencapai 19,1%, diikuti Jepang 9%, Jerman 7,5%, dan Inggris 5,4%. Terendah adalah Estonia, Latvia, dan Luksemburg yang masing-masing 0,8%.

Airlangga Hartarto mengatakan, manfaat utama dari keanggotaan Indonesia di OECD adalah memperbaiki standar kebijakan ekonomi negara, sehingga mampu menjadi negara maju.

"Karena memang OECD selalu menerapkan standar regulasi atau standar-standar yang diterapkan itu seharusnya untuk kehidupan yang lebih baik, jadi untuk masyarakat yang lebih baik," kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, seusai bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann, Kamis (10/8/2023).

Dengan standar kebijakan itu, dia memastikan, manfaat kedua yang akan diterima bagi masyarakat adalah kenaikan pendapatan per kapita. Sebab, menurutnya, rata-rata pendapatan per kapita negara anggota OECD di atas US$ 10.000.

"Karena anggota OECD rata-rata di atas US$ 10.000 dan Indonesia tahun depan diharapkan bisa mencapai US$ 5.500 sehingga standar-standat yang diberlakukan di OECD menjadi bench mark dan best practices," ucap Airlangga.

"Balik lagi, kita kan dari US$ 5.000 menjadi di atas US$ 11.000 berarti kalau US$ 11.000 rakyat akan semakin sejahtera," tegasnya.

Airlangga memastikan, dengan keanggotaan Indonesia di OECD juga bisa membuat Indonesia lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

"Ditambah lagi menjadi peer support agar program pembangunan yang dilakukan di Indonesia bisa terjaga dan dalam tanda petik bisa dipastikan kita bisa lolos middle income trap," tuturnya.

Selain itu, dia melanjutkan keberadaan Indonesia di OECD juga mampu membuat daya tarik investasi ke dalam negeri makin besar. Ini dikarenakan OECD menjadi organisasi dunia yang bergengsi.

"Standar-standarnya relatif antar negara standarnya sudah tinggi dengan demikian investment flow akan lebih cepat," ungkapnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Airlangga Ketemu Bos OECD, Bahas Rencana RI Jadi Negara Maju

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular