
Pedagang Beras Cipinang 'Teriak' Minta Operasi Pasar, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid mengungkapkan, saat ini pasokan beras mulai sulit. Berdasarkan informasi, kata dia, hal itu dipicu kekeringan yang meningkat akibat fenomena El Nino. Yang menyerang pusat-pusat pasokan beras, seperti Jawa Tengah.
"Tapi kalau data di Foodstation seperti itu, ya mungkin seperti itu. Kalau yang keluar masuk masih sekitar 3.000 ton, artinya masih kondisi normal," kata Zulkifli kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/8/2023).
"Tapi yang jelas sekarang ini kondisinya kita susah dapat beras karena pengiriman dari daerah tersendat. Atau, kemungkinan, bisa saja gabah-gabah di daerah sudah dibeli oleh tengkulak-tengkulak," tambahnya.
Untuk itu, Zulkifli berharap, pemerintah segera menugaskan Perum Bulog melalukan operasi pasar (OP). Untuk mengintervensi laju kenaikan harga beras di tengah sulitnya mendapatkan pasokan.
"Sebaiknya pemerintah segera dengan bijak, mengeluarkan beras impor. Kalau posisi begini, harga bergerak naik terus, perlu segera dilakukan Operasi Pasar. Kalau pemerintah hanya menyalurkan beras impor yang dikemas 5 kiloan itu, nggak signifikan menurunkan harga beras di pasar," tukasnya.
Mengutip situs resmi pibc.foodstation.co.id, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) per hari Selasa (8/8/2023) tercatat sebanyak 24.360 ton. Menyusut 3,3% dibandingkan posisi stok sebulan lalu.
Posisi stok itu juga lebih rendah 34,4% dibandingkan stok beras di PIBC setahun lalu.
Tercatat ada 2.974 stok yang masuk. Sementara stok yang keluar ada 3.072 ton.
Sumber terbesar pasokan beras ke PIBC berasal dari Jawa Tengah dengan porsi 34,38%. Disusul Cirebon dengan 24,49% dan Karawang dengan 23,67%.
Sementara, 60,91% penyaluran beras dari PIBC adalah wilayah DKI Jakarta.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stok Beras DKI Menipis, Pedagang Cemas Warga Tak Bisa Makan
