Ekspornya Mau Disetop Jokowi, Harta Karun RI Ini Miliaran Ton

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
09 August 2023 18:28
Pasir Kuarsa. (Tangkapan Layar Indoprecast.com)
Foto: Pasir Kuarsa. (Tangkapan Layar Indoprecast.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia berencana untuk menghentikan ekspor pasir kuarsa/silika. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya mendorong kegiatan hilirisasi pasir kuarsa/silika di dalam negeri, sehingga nilai tambah untuk negara ini menjadi lebih besar.

Seperti diketahui, pasir kuarsa memiliki sejumlah manfaat, terutama sebagai bahan baku untuk pembuatan panel surya.

Lantas, seberapa besar cadangan pasir kuarsa yang dimiliki Indonesia?

Tak diduga, jumlah "harta karun" pasir kuarsa di Indonesia ternyata cukup besar hingga miliaran ton.

Berdasarkan data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Indonesia tahun 2020, Indonesia tercatat memiliki sumber daya pasir kuarsa hingga 2,1 miliar ton dan cadangan sebesar 330 juta ton.

Ketua Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo pun tak menampik besarnya cadangan pasir kuarsa di Indonesia.

Menurut dia, di dunia perindustrian, penggunaan pasir silika saat ini cukup besar. Contohnya untuk kebutuhan industri gelas, semen, beton, keramik, tekstil, kertas, kosmetik, elektronik, cat, film, pasta gigi, dan lain-lain. Sebagian besar, lanjutnya, masih dapat memakai pasir silika dengan kandungan Si02 99,5 %, namun impuritas bisa jadi masih 200 ppm (fe/besi dan lain-lain).

Begitu juga dengan sel panel surya yang terbuat dari silika stone, di mana sebelumnya impuritas bisa di bawah 120 ppm. Tapi dengan kemajuan teknologi, menurutnya sel panel surya atau pembangunan ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dapat dihasilkan dengan pasir silika.

"Harus diakui pasir kuarsa atau pasir silika salah satu material alam yang melimpah di Indonesia," ungkap Singgih kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/8/2023).

Namun demikian, dia menilai, rencana penghentian ekspor pasir kuarsa harus mempertimbangkan beberapa faktor terlebih dahulu, seperti serapan industri di dalam negeri, teknologi, dan produksi pasir silika.

"Dengan alasan meningkatkan nilai tambah, serapan tenaga kerja, target investasi agar industri terkait dengan pasir silika, tentu tepat Pemerintah merencanakan untuk menyetop ekspor pasir silika. Namun kembali lagi kebijakan tersebut telah mempertimbangkan serapan di dalam negeri, teknologi pasir silika/kuarsa yang impuritas masih cukup besar dan produksi pasir silika sendiri," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pemerintah berencana untuk segera melarang ekspor pasir kuarsa. Bukan tanpa alasan, rencana penghentian ekspor pasir kuarsa ini guna mendorong hilirisasi di Tanah Air.

Presiden Jokowi menyebut, turunan produk pasir kuarsa/silika bisa mencapai 60 ribu. Oleh karena itu, bila diolah di dalam negeri, bisa bernilai tambah besar bagi negara ini.

"2027 ekosistem EV harus tuntas. Semua hilirisasi, termasuk pasir silika, juga akan kita larang ekspor. Kalau pasir silika ini saya sudah hitung turunannya ada 60 ribu, ada nilai tambah yang besar," ungkap Jokowi di Istana Negara beberapa waktu lalu.

Lantas, daerah RI mana saja yang menghasilkan pasir silika? Simak di halaman berikutnya.

Adapun pasir kuarsa tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Berdasarkan data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Indonesia tahun 2020, berikut daerah penghasil pasir kuarsa:

- Aceh di 17 lokasi: potensi sumber daya hipotik 58,6 juta ton, sumber daya tereka 1,2 juta ton.

- Banten di 12 lokasi: potensi sumber daya hipotetik tercatat 50 juta ton, sumber daya tereka 89,3 juta ton, sumber daya tertunjuk 145 juta ton, sumber daya terukur 113 juta ton, sumber daya terkira 135 juta ton, sumber daya terbukti 40,3 juta ton.

- Jawa Barat di 9 lokasi: potensi sumber daya hipotetik 50 juta ton, sumber daya tereka 89,9 juta ton, sumber daya terukur 33,8 juta ton, sumber daya terkira 2,9 juta ton.

- Jawa Tengah di 4 lokasi: potensi sumber daya hipotetik sebesar 20 juta ton, sumber daya tereka 1 juta ton, potensi sumber daya tertunjuk 26,5 juta ton.

- Jawa Timur di 11 lokasi: potensi sumber daya hipotetik tercatat 3,7 juta ton, sumber daya tertunjuk 200 ribu ton, sumber daya terukur 4,9 juta ton, sumber daya terbukti 4 juta ton.

- Kalimantan Barat di 47 lokasi: potensi sumber daya hipotetik terhitung 1,7 miliar ton, sumber daya tertunjuk 284 juta ton, sumber daya terukur 56 juta ton.

- Kalimantan Selatan di 18 lokasi: potensi sumber daya hipotetik 133 juta ton, tereka 30 juta ton, tertunjuk 248 juta ton, terukur 29 juta ton, terkira 11 juta ton.

- Kalimantan Tengah di 13 lokasi: potensi sumber daya hipotetik 193 juta ton, tereka 137 juta ton.

- Kalimantan Timur di 56 lokasi: potensi sumber daya hipotetik sebesar 896 juta ton, tereka sebesar 64 juta ton.

- Kalimantan Utara di 14 lokasi: potensi sumber daya hipotetik sebesar 61 juta ton.

- Kepulauan Bangka Belitung di 30 lokasi: potensi sumber daya hipotetik tercatat 569 juta ton, terkira 2,1 juta ton, tertunjuk 54 juta ton, terukur 64 juta ton, terkira 7,3 juta ton, terbukti 11 juta ton.

- Kepulauan Riau di 2 lokasi: potensi sumber daya hipotetik sebesar 190 juta ton.

- Lampung di 15 lokasi: potensi sumber daya hipotetik sebesar 98 juta ton.

- Nusa Tenggara Barat di 1 lokasi: potensi sumber daya hipotetik sebesar 84 ribu ton.

- Nusa Tenggara Timur di 3 lokasi: potensi sumber daya hipotetik sebesar 447 juta ton.

- Papua Barat di 2 lokasi: potensi sumber daya hipotetik sebesar 1,1 juta ton.

- Riau di 22 lokasi: potensi sumber daya hipotetik 208 juta ton, tereka sebesar 65 juta ton, tertunjuk 58 juta ton, dan terukur sebesar 5,4 juta ton.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular