
Muncul Ancaman Baru dari Rusia, Prancis & Jerman Mau Direbut!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman retorika dalam ketegangan Rusia-Barat terkait Ukraina kembali muncul. Kali ini, ancaman dilontarkan oleh seorang akademisi Rusia, Nikolai Vavilov.
Dalam sebuah sesi wawancara di acara Olga Skabeyeva's 60 Minutes Show, Senin (7/8/2023), Vavilov mengatakan bahwa di masa lalu, Rusia telah hadir di seluruh Eropa, terutama Prancis dan Jerman. Menurutnya, hal ini akan terjadi lagi di masa depan.
"Kami akan makin memperoleh peran yang dimiliki Kekaisaran Rusia. Saya tidak bercanda dalam program terakhir bahwa Berlin, Dresden, Praha, Ljubljana, semuanya akan menjadi milik kami," kata Vavilov, menurut terjemahan yang dituliskan Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashenko.
"Mengapa? Begitulah adanya. Soalnya, ketika kita memasuki Paris pada tahun 1815, Berlin pada tahun 1941 pada akhir abad ke-18, ini bukan suatu kebetulan."
Ketegangan antara Barat dengan Rusia sendiri terus memanas lantaran perang Ukraina. Barat, yang terjun dengan aliansi militer NATO mereka, memberi bantuan untuk pihak Kyiv dalam mengusir tentara Rusia yang telah menguasai wilayahnya.
Ketegangan juga terjadi di Belarusia, tetangga Rusia pro-Moskow yang juga berbatasan dengan dua anggota NATO, Polandia dan Lithuania. Tercatat, pasukan Minsk telah melakukan latihan militer bersama kelompok paramiliter Wagner, yang sebelumnya melakukan pemberontakan pada Moskow namun gagal.
Latihan militer Minsk diadakan di wilayah Grodno. yang dekat dengan Polandia. Bahkan, dua helikopter Belarusia dilaporkan telah terbang rendah di atas udara Polandia dalam latihan itu.
Perdana Menteri (PM) Polandia Mateusz Morawiecki sebelumnya mengatakan bahwa sekitar 100 pejuang Wagner di Belarusia telah mendekati perbatasan dengan Polandia, khususnya daerah sensitif strategis yang dikenal sebagai Celah Suwalki.
Celah Suwalki adalah sebidang tanah di sepanjang perbatasan Polandia dan Lithuania yang memisahkan Belarusia di Timur dari eksklave Rusia di Kaliningrad di bagian Barat.
"Sekarang situasinya menjadi lebih berbahaya. Ini tentunya merupakan langkah menuju serangan hibrida lebih lanjut di wilayah Polandia," paparnya.
Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan beberapa pekan lalu bahwa Wagner akan tergoda untuk menggunakan kehadirannya di dekat perbatasan Lithuania "untuk berbagai provokasi".
Sementara itu, tidak jelas berapa jumlah pasukan Wagner di Belarusia. Mereka diundang ke negara itu sebagai bagian dari kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Presiden Belarus Alexander Lukashenko untuk mengakhiri pemberontakan bersenjata kelompok itu terhadap Kremlin bulan lalu.
Di sebuah pertemuan puncak, Lukashenko bercanda dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa para pejuang Wagner telah mulai membuatnya stres karena mereka ingin pergi ke Barat untuk "tamasya".
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sst! Jerman Siapkan Rencana Jitu Biayai Pemulihan Ukraina