
Di Tangan Jokowi, Ekonomi RI di Atas 5% 7 Kuartal Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil tumbuh di atas 5% selepas krisis pasca hantaman pandemi covid-19. Sementara banyak negara lain kini hadapi keterpurukan.
Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 atau April-Juni tumbuh 5,17% (year on year/yoy) dan 3,86% (quartal to quartal/qtq). Pertumbuhan tersebut menandakan selama 7 kuartal ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5%.
"Kereeen habis..! BPS mengumumkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (yoy) Triwulan 2-2023 (Q2/2023) sebesar 5,17%. Tujuh kuartal berturut-turut ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5%," kata Sri Mulyani ditambah dengan emoticon senyum di postingan instagramnya, Selasa (8/8/2023).
Pertumbuhan ekonomi jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus polling CNBC Indonesia ataupun April-Juni 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,98% (yoy) dan 3,74% dibandingkan kuartal sebelumnya (qtq).
Pertumbuhan ekonomi ditopang belanja masyarakat yang melesat di tengah perayaan Lebaran. Hal ini tercermin dari penopang pertumbuhan yaitu konsumsi masyarakat atau rumah tangga dan investasi. Pertumbuhan tertinggi ada pada pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya yang tumbuh 7,02% (yoy).
Melonjaknya konsumsi untuk pakaian, alas kaki, dan jasa serta restoran dan hotel bisa dipahami. Pasalnya, pada periode April-Juni tahun ini terdapat dua momen Lebaran yakni Idul Adha dan Idul Fitri.
Pemerintah juga memberikan dua kali cuti bersama panjang. Hal tersebut mampu mendongkrak perjalanan masyarakat serta aktivitas ekonomi.
Sebagai catatan, momen Ramadan tahun ini jatuh pada Kuartal I (Maret) sementara Lebaran Idul Fitri pada kuartal II (April). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Hari Raya Idul Adha juga jatuh pada kuartal II (akhir Juni).
Periode April-Juni juga dipenuhi banyak event belanja besar seperti Jakarta Fair (Mei-Juni), konser, serta tiket pre-sale buat konser mulai dari Coldplay.
Pada April-Juni tahun ini, konsumsi masyarakat tumbuh 5,23%(yoy) atau tertinggi dalam tiga kuartal. Investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 4,63% (yoy) atau tertinggi dalam tiga kuartal terakhir. Sementara itu, belanja pemerintah tumbuh 10,62%.
Sebaliknya, ekspor terkontraksi 2,75% (yoy) dan impor terkoreksi 3,08% (yoy) pada April-Juni tahun ini. Ini adalah kali pertama ekspor dan impor terkontraksi sejak kuartal IV-2020 atau delapan kuartal terakhir.
Ekonomi Indonesia yang berlari kencang ini akan menjadi kabar baik bagi emiten di bursa ataupun perusahaan Indonesia secara keseluruhan.
Dengan konsumsi yang masih melesat maka ada harapan perusahaan Indonesia meningkatkan penjualan sehingga pendapatan membaik.
Ekonom Senior Raden Pardede menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-II 2023 yang mencapai 5,17% merupakan sebuah kejutan. Raden mengatakan pertumbuhan tersebut merupakan kejutan yang menyenangkan.
"Menurut saya kejutan yang menyenangkan," kata Raden Pardede dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (7/8/2023).
Menurut Raden, pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Indonesia pada kuartal-II tahun ini melebihi ekspektasi para ekonom dan pasar.
Sebab, para ekonom dan pasar memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ini hanya sekitar 5 persen. "Ternyata kita bisa 5,17%," ujar Raden.
Berikut data pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 7 kuartal terakhir:
- Kuartal II-2023 5,17%
- Kuartal I-2023 5,03%
- Kuartal IV-2022 5,01%
- Kuartal III-2022 5,72%
- Kuartal II-2022 5,44%
- Kuartal I-2022 5,01%
- Kuartal IV-2021 5,02%
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Ungkap Lagi Situasi Ngeri! Semua Negara Dibuat Sulit