Peringkat Daya Saing RI Naik, Investor Ayo Merapat!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
08 August 2023 14:50
Simak! Menko Airlangga & Sri Mulyani Cs Ungkap Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor SDA (CNBC Indonesia TV)
Foto: Simak! Menko Airlangga & Sri Mulyani Cs Ungkap Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor SDA (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengklaim, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) telah mampu membuat peringkat daya saing Indonesia naik signifikan pada 2023.

Ia mendasari klaim ini dari riset bertajuk World Competitiveness Ranking 2023 yang dikeluarkan oleh Institute for Management Development (IMD) Swiss dan Lembaga Management FEB UI. Peringkat daya saing RI naik dari rangking 44 pada 2022 menjadi 34 pada 2023 dari total 64 negara yang diperingkat.

"Prospek yang baik ini hasil dari kebijakan yang diambil, antara lain implementasi Undang-Undang Cipta Kerja," kata Airlangga saat konferensi pers di kantornya, seperti dikutip Selasa (8/8/2023).

Faktor pendorong kenaikan rangking itu di antaranya akibat kinerja perekonomian domestik yang terjaga, dengan rangking 28 dari 64 negara, efisiensi pemerintahan dari sisi kebijakan pajak di rangking 9, efisiensi bisnis seperti untuk pasar tenaga kerja di rangking 1, hingga infrastruktur seperti infrastruktur dasar di peringkat 26.

"Memang kalau kita lihat business efficiency bisa dengan cepat dan infrastruktur membaik namun pemanfaatannya kalau infrastruktur biasanya belakangan baru bisa menjadi faktor pengungkit logistik," ujar Airlangga.

Meski begitu, Airlangga mengakui, di tengah membaiknya prospek daya saing Indonesia, pekerjaan rumah yang masih harus dibereskan adalah tingginya angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) 7,6%. Ini membuat biaya investasi untuk menghasilkan pertumbuhan semakin besar.

"Namun kalau angka ICOR ini turun ke level 5% saja maka kita bisa mencapai pertumbuhan 6%. Ini menjadi penting bagi kita untuk ke depan untuk memperbaiki efisiensi modal kita," ucap Airlangga.

Sebagai informasi, rangking Indonesia menurut IMD dan LM FEB UI itu dengan nilai daya saing 70,75. Peringkat daya saing itu di atas Jepang yang berada di peringkat 35 dengan skor 67,64, Spanyol peringkat 36 dengan skor 67,22 India peringkat 40 dengan skor 64,63, serta Italia dengan skor 63,32 di peringkat ke 41. Namun, masih di bawah Malaysia di peringkat 27 dengan skor 75,75 dan Thailand peringkat 30 dengan skor 74,54.

Peringkat 1 ialah Denmark dengan skor 100, diikuti Irlandia yang peringkat 2 dengan skor 99,71, Swiss peringkat 3 dengan skor 99,31, Singapura peringkat 4 dengan skor 97,44, dan Belanda yang menempati posisi ke 5 dengan skor 95,58.

Direktur Eksekutif LM FEB UI Willem Makaliwe menjelaskan, kenaikan peringkat Indonesia itu didasarkan pada analisis data kinerja perekonomian Indonesia sampai dengan 2022 serta penilaian para pelaku usaha terkait persepsi kondisi lingkungan bisnis yang dihadapi.

Kegiatan riset di Indonesia dilakukan oleh Lembaga Management FEB UI dan Nu PMK yang bertindak sebagai mitra IMD di Indonesia: Metode penilaian daya saing didasarkan dari penilaian 4 komponen, yaitu Kinerja perekonomian, Efisiensi pemerintahan, Efisiensi bisnis, dan Infrastruktur.

"Ada dua metode dengan interview 100 responden yang mewakili respons dari dunia usaha yang mewakili negara masing. Ada total 350 indikator yang dihitung dan prosesnya disiplin, ini IMD memang rutin melakukan ini," kata dia dalam acara Indonesia Competitivenss Ranking 2023 di Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Dari riset itu, kenaikan peringkat Indonesia dipengaruhi oleh seluruh komponen yang dinilai. Komponen yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah kinerja perekonomian dan efisiensi bisnis.

Peringkat kinerja perekonomian mengalami kenaikan dari yang sebelumnya berada di posisi 42 menjadi 29 di 2023, naik sebesar 13 peringkat. Faktor yang menjadi kekuatan pada komponen ini meliputi pertumbuhan PDB, kestabilan harga BBM, serta pertumbuhan ekspor dan investasi. Sementara kelemahan pada komponen ini adalah menurunnya lapangan pekerjaan di Indonesia.

Pada komponen efisiensi bisnis, Indonesia berada di peringkat ke 20 pada 2023 dari yang asalnya 31 di tahun sebelumnya. Peningkatan yang juga terbilang tinggi, dengan jumlah kenaikan 11 peringkat. Pada komponen ini, faktor yang menjadi kekuatan adalah pada pertumbuhan angkatan kerja, remunerasi profesional, tingkat produktivitas tenaga kerja, serta akses pada layanan keuangan.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daya Saing RI Melesat ke Peringkat 27, Salip Malaysia & Jepang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular