
Arab Panas, 3.000 Tentara & Kapal Perang AS Dekati Laut Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan terbaru terjadi di Timur Tengah. Lebih dari 3.000 personel militer dan dua kapal perang Amerika Serikat (AS) telah tiba di kawasan Laut Merah.
Hal ini terkait penyitaan kapal tanker oleh Iran di perairan Teluk, yang dianggap sabotase oleh Washington. Senin, Angkatan Laut AS mengatakan Iran telah menyita dan berusaha mengambil alih hampir 20 kapal berbendera internasional di kawasan Teluk selama dua tahun terakhir.
Mengutip AFP, marinir AS memasuki Laut Merah sejak Minggu setelah transit melalui Terusan Suez. Mereka tiba dengan kapal perang USS Bataan dan USS Carter Hall.
USS Bataan adalah kapal serbu amfibi yang dapat membawa pesawat sayap tetap dan putar serta kapal pendarat. Sementara USS Carter Hall, kapal pendaratan dermaga, mengangkut marinir, perlengkapan tentara dan akan mendaratkan pasukan ke darat.
"Pengerahan itu menambah upaya untuk mencegah aktivitas destabilisasi dan mengurangi ketegangan regional yang disebabkan oleh gangguan Iran dan penyitaan kapal dagang," kata Juru Bicara Armada Kelima Komandan Tim Hawkins, seperti dikutip AFP, dikutip Selasa (8/8/223).
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan pengerahan AS bukan untuk menciptakan stabilitas kawasan. Ini hanya untuk kepentingan Paman Sam sendiri.
"Kehadiran militer pemerintah AS di kawasan tidak pernah menciptakan keamanan. Kepentingan mereka di kawasan ini selalu memaksa mereka untuk mengobarkan ketidakstabilan dan ketidakamanan," katanya kepada wartawan.
"Kami sangat yakin bahwa negara-negara Teluk Persia mampu memastikan keamanan mereka sendiri," ujarnya.
Pada 5 Juli lalu, Iran dilaporkan mencoba merebut kapal tanker komersial di perairan internasional di lepas pantai Oman. Layanan maritim di Iran mengatakan salah satu dari dua kapal tanker, Richmond Voyager berbendera Bahama, telah menabrak kapal Iran dan melukai lima awak secara serius.
Pada April dan awal Mei, Iran menyita dua kapal tanker minyak dalam waktu seminggu di perairan regional. Insiden itu terjadi setelah Israel dan AS menyalahkan Iran pada November soal serangan drone ke kapal tanker yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan milik Israel di lepas pantai Oman.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Perang! AS-Iran Saling Sandera 'Harta Karun' Ini