Cuaca Panas Mendidih Hantam RI, Industri Ini Bisa Raup Cuan

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Senin, 07/08/2023 14:10 WIB
Foto: Garam diolah dengan cara tradisional di sebuah peternakan di Lamnga, pinggiran Banda Aceh (7/3/2023) Maret 2023. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut musim kemarau ekstrim atau El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang selain memberikan dampak negatif, ternyata El Nino juga bisa memberikan dampak positif. Kok bisa?

Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan El Nino yang puncaknya diprediksi terjadi pada Agustus 2023 ini berpotensi meningkatkan panen garam dan panen penangkapan ikan di laut.

"Dampak El Nino yang negatif kita sudah tahu ada kekeringan, berpotensi panen pangan gagal dan kebakaran hutan. Tapi sebenarnya ada dampak positif, yakni potensi panen garam akan meningkat khususnya wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), karena saat El Nino lautnya mendingin sering terjadi aqualink sehingga potensi penangkapan ikan itu akan meningkat saat El Nino," kata Ardhasena dalam Focus Group Discussion (FGD) Antisipasi El Nino di Jakarta, Senin (7/8/2023).


Foto: Warga Korea Selatan mulai menimbun garam laut dan barang-barang lainnya dalam jumlah berlebihan. (Tangkapan Layar Video Reuters/E-BRIEFING / SHINAN COUNTY HANDOUT / FOREIGN POOL)
Warga Korea Selatan mulai menimbun garam laut dan barang-barang lainnya dalam jumlah berlebihan. (Tangkapan Layar Video Reuters/E-BRIEFING / SHINAN COUNTY HANDOUT / FOREIGN POOL)

Untuk itu, dia berharap agar Kementerian/Lembaga selain melakukan persiapan mitigasi dampak kekeringan untuk pangan, juga perlu menyiapkan langkah untuk memanfaatkan dampak positif tersebut dengan menyiapkan manajemen penyimpanan (cold storage) yang baik untuk ikan dan garam.

Ardhasena mengatakan, hingga saat ini pihaknya mencatat sudah 63% wilayah di Tanah Air yang mengalami musim kemarau. Diantaranya Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara hingga Papua Selatan.

Selain itu, Ardhasena menyampaikan bahwa pihaknya memprediksi potensi datangnya hujan pada bulan Agustus, September, hingga Oktober 2023 sangat kecil.

"Kemudian berdasarkan analisis kami hari tanpa hujan sangat panjang yang pertama akan terjadi di Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT," tuturnya.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Petani Garam Rakyat Minta Pemerintah Awasi Garam Impor, Kenapa?